JAKARTA INSIDER - Setelah penantian yang begitu lama, para penggemar The Hunger Games akhirnya dapat bernapas lega dengan kehadiran film prekuel yang dinantikan, "The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes."
Film yang diproduksi oleh Lionsgate ini adalah proyek yang sudah lama ditunggu-tunggu, dan akan membawa kita kembali ke masa 64 tahun sebelum peristiwa The Hunger Games pertama kali terjadi di negeri Panem.
Film ini disutradarai oleh Francis Lawrence dan diproduseri oleh Nina Jacobson, Francis Lawrence, dan Brad Simpson.
Dengan penulis skenario Michael Lesslie dan Michael Arndt, produksi ini menjanjikan pengalaman sinematik yang mendebarkan.
Baca Juga: Misteri Pocong Gundul: Film teror supranatural karya Kisah Tanah Jawa
Kisah di Balik Layar
"The Ballad of Songbirds and Snakes" mengikuti perjalanan Coriolanus Snow, yang diperankan oleh Tom Blyth, saat dia masih berusia 18 tahun, jauh sebelum dia menjadi Presiden yang kejam dan ditakuti.
Snow memiliki pesona dan ketampanan, dan meskipun keluarganya mengalami kesulitan ekonomi, dia melihat kesempatan untuk mengubah nasibnya ketika dia dipilih sebagai mentor untuk Hunger Games ke-10.
Namun, kegembiraannya segera sirna ketika dia diberi tugas untuk menjadi mentor bagi gadis peserta dari Distrik 12 yang miskin, Lucy, yang diperankan oleh Rachel Zegler.
Asal Usul Kekuasaan dan Pemberontakan
Film ini membawa kita ke dalam latar belakang yang lebih dalam tentang asal usul kekejaman Coriolanus Snow dan dinamika awal Hunger Games.
Sebagai mentor Lucy, yang memiliki sifat pemberontak, Snow harus merencanakan segala macam intrik dan tindakan tersembunyi untuk mempertahankan kendali atas peserta dari Distrik 12.
Sebuah kisah epik yang mempertanyakan moralitas dan etika di tengah ketidakadilan sosial.
Artikel Terkait
Ditreskrim Polda Metro Jaya tangkap pemilik rumah produksi film dewasa
Petualangan seru Sherina dan Sadam kembali beraksi di Hutan Kalimantan melalui film Petualangan Sherina 2
Misteri Pocong Gundul: Film teror supranatural karya Kisah Tanah Jawa
Virginia ungkap suara tentang kesedihan saat merasa dibohongi oleh produser film dewasa yang merekrut mereka