Mei Hwa sendiri, dalam kepercayaan orang Tionghoa, adalah bunga yang ditanam oleh Dewi Kwam Im menjelang hari raya Imlek. Ini mengapa, turunnya sang dewi kemudian dipercaya membawa berkah yang berlimpah dan keberuntungan untuk tahun yang baru ini.
Jika melihat dari budaya asli masyarakat Cina sendiri, awalnya mayoritas penduduknya adalah petani yang mengandalkan penghidupan dari bercocok tanam.
Maka tak heran tentu jika hujan yang datang selalu dianggap berkah, karena membantu menyiram tanaman yang ditanam oleh mereka.
Tahun Baru Imlek sekaligus menandai dimulainya musim semi, sehingga perayaan Imlek adalah perayaan musim semi.
Musim semi merupakan kabar gembira dan pengharapan bagi petani, karena akan memulai kegiatan bercocok tanam, pasca musim dingin yang menyebabkan aktivitas bekerja mereka terhenti dan tak ada rezeki.
Meski di zaman sekarang orang Tionghoa banyak yang berprofesi di luar petani, mereka tetap melanggengkan tradisi.
Penjelasan menurut BMKG
Di negeri asalnya, Tahun Baru Imlek dirayakan oleh semua kalangan, tak peduli apa status dan agamanya. Sama seperti Lebaran, sanak saudara akan berdatangan dan berkumpul.
Saat berkumpul bersama anggota keluarga, apakah Imlek pada tahun ini juga akan diwarnai oleh turunnya hujan?
Sebenarnya terdapat penjelasan ilmiah mengapa Imlek selalu hujan.
Baca Juga: Kumpulan 15 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2023 terbaru dalam Bahasa Mandarin dan artinya
Secara ideal, periode bulan Desember, Januari dan Februari merupakan puncak musim hujan untuk sebagian besar wilayah Indonesia.
Wilayah yang dimaksud adalah pulau Jawa hingga ke bagian timur di Nusa Tenggara.