gaya-hidup

Sering sakit kepala dan leher kaku? Hati-hati, itu gejala TBC otak

Senin, 26 Desember 2022 | 10:35 WIB
Ilustrasi seseorang yang sedang merasakan sakit kepala. (Pixabay)

Pemeriksaan lumbal pungsi dan CT scan umumnya akan dilakukan.

Baca Juga: Awas kolesterol bisa tinggi jika 4 kebiasaan ini masih dilakukan. Nomor 3 jarang disadari

Lumbal pungsi merupakan pemeriksaan untuk mengambil sampel cairan otak dengan cara menusukkan jarum pada tulang belakang.

Pada penderita infeksi TBC otak, cairan otak akan terlihat berwarna kuning dengan kadar glukosa rendah, kadar protein tinggi, dan banyak sel limfosit di dalamnya.

Sama halnya dengan TBC paru, pengobatan infeksi TBC otak menggunakan obat anti-tuberkulosis (OAT).

Obat-obatan golongan ini terdiri dari rifampisin, isoniazid, pirazinamid, dan etambutol.

Baca Juga: Ramalan akhir tahun 2022, daerah ini akan terjadi bencana longsor banyak meninggal kata Indigo Wirang Birawa

Perbedaan pengobatan TBC paru dan TBC otak adalah jangka waktu lama pengobatan dan memakan obat.

Kalau pada kasus TBC paru, pasien wajib mengonsumsi obat-obatan selama 6 bulan.

Maka penderita TBC otak, pasien perlu mengonsumsi obat selama 9–12 bulan.

Selain mengonsumsi obat anti-tuberkulosis, penderita TBC otak yang mengalami gangguan syaraf berat juga perlu melakukan  tindakan operasi.

Baca Juga: Nicoles River Park, salah satu rekomendasi tempat wisata keluarga di Puncak Bogor

Pencegahan TBC otak

Untuk mencegah infeksi TBC di otak, salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan imunisasi BCG. Imunisasi tersebut diberikan saat anak berusia dua bulan.

Studi membuktikan bahwa imunisasi BCG mampu menurunkan risiko kejadian meningitis sebesar 66 persen.

Halaman:

Tags

Terkini

5 rekomendasi tempat liburan yang ada di kota Bandung

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:50 WIB