"Di sana kami menemukan bahwa ada banyak lalat atau hewan peliharaan yang sering masuk ke dapur yang kemudian mempengaruhi kualitas air minum. Lantai yang berdebu dan kotor juga bisa mengurangi kualitas air minum," ujar Daniel.
Untuk mendapatkan air minum yang sehat dan aman kita harus rutin mengelola air minum rumah tangga dengan cara yang benar dan terus menerus. Sebab, setiap hari kita butuh air minum. Karena itu, pengelolaannya juga harus benar setiap hari.
Air yang tercemar tinja berisiko menyebabkan diare dan penyakit lain pada kita dan anggota keluarga, walau dikonsumsi dalam jumlah sedikit.
Satu studi menunjukkan bahwa jika 10% air yang kita minum itu tidak diolah, maka pada dasarnya kita sedang meminum 90% air mentah. Sedangkan masih banyak orang yang minum air yang tidak selalu diolah.
Kita tentunya berharap angka diare, kematian anak di bawah lima tahun, dan bahkan stunting pada anak-anak di Indonesia akibat mengkonsumsi air yang tidak aman terus berkurang secara signifikan.
Patut diingat, praktik pengelolaan air minum rumah tangga yang benar saja tidak cukup, tapi juga harus terus menerus dilakukan setiap hari.***