JAKARTA INSIDER - Fakta mengejutkan diungkap Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Gajah Mada, Dr. Daniel M.Sc.
Bahwa satu dari empat rumah tangga mengonsumsi air minum yang tercemar tinja.
Daniel merujuk riset Kementerian Kesehatan tentang kualitas air minum rumah tangga (SKAM-RT) Indonesia pada tahun 2020.
Dilansir dari theconversation, Sabtu (24/12/2022), studi ini berdasarkan lebih dari 21 ribu sampel air siap minum (point of use, POU) yang diambil dari rumah tangga di seluruh Indonesia.
Bakteri E.coli bersumber dari pengelolaan tinja yang tidak aman.
"Di level mikro, riset saya di pedesaan di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa tidak 100 persen air yang responden minum setiap hari itu diolah. Padahal, pengolahan mampu menghilangkan tinja pada air minum," ujar Daniel.
Baca Juga: Destinasi wisata di Malang untuk menikmati liburan Natal dan Tahun Baru 2023, jangan lupa diagendakan ya!
Menurutnya ada tiga lapis perlindungan air siap minum.
Perlu kita perhatikan bahwa arti air siap minum berbeda dengan sarana air minum (SAM) seperti kran perpipaan, sumur, atau mata air.
"Air siap minum adalah air yang dikonsumsi oleh anggota keluarga dan disajikan dalam gelas atau wadah untuk diminum, alias air yang masuk ke tubuh manusia," katanya.
Air siap minum bisa saja disimpan dalam cerek, wadah plastik, galon, dan bisa saja sudah diolah ataupun tidak.
Singkatnya, kualitas air siap minum menunjukkan kualitas air yang sedang dikonsumsi oleh rumah tersebut.
Air minum yang memiliki risiko rendah terhadap kontaminasi tinja tidak hanya ditunjukkan dengan hasil pengujian kualitas bebas tinja, tapi juga perlindungan berlapis untuk mengurangi risiko kontaminasi.
Kita sering menyebutnya dengan istilah pengelolaan air minum rumah tangga (PAM-RT).