gaya-hidup

Daftar negara yang mengalami resesi seks. Ada tetangga dekat Indonesia

Kamis, 1 Desember 2022 | 01:14 WIB
Ilustrasi kehidupan malam muda mudi Korea Selatan, salah satu negara di dunia yang mengalami resesi seks.

JAKARTA INSIDER – Populasi di sejumlah negara diprediksi menyusut dan membawa dampak negatif terhadap ekonomi akibat terjadinnya fenomena resesi seks. Istilah ini merujuk pada turunnya mood pasangan untuk melakukan hubungan seksual, menikah dan punya anak.

Tak hanya itu, keinginan menikah pun sejatinya bakal surut di tengah resesi seks tersebut.

Di sejumlah negara, resesi seks kini muncul sebagai dampak dari sejumlah soal. Ketidakpastian ekonomi dan pandemi Covid-19 disebut sebagai salah satu biang keladi yang mengganggu rencana pasangan untuk menikah dan menjadi orang tua.

Baca Juga: Resesi seks menghantui Korea Selatan. Warganya malas menikah dan tak mau punya anak. Ada apa?

Mengutip ulasan dari McKinsey & Company, ciri-ciri resesi seks menjadi salah satu aspek dalam lonely economy, istilah yang dipakai untuk menggambarkan kegiatan ekonomi yang didorong oleh masyarakat yang cenderung hidup menyendiri.

Menghimpun dari berbagai sumber, berikut deretan negara yang mengalami fenomena resesi seks.

Amerika Serikat

Sejak awal COVID-19 pada 2019 lalu, Amerika Serikat muncul isu terkena 'resesi seks'. Hal ini terjadi karena banyaknya pasangan yang menunda untuk menikah atau mempunyai anak.

Sebuah penelitian dari Institute for Family Studies (IFS) menyebut jumlah orang dewasa yang enggan untuk berhubungan seks mengalami peningkatan sebanyak 21 persen pada 2021. Jika dibandingkan tahun 2008 yang hanya 8 persen, menunjukkan angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat.

Baca Juga: Bestie sejak SMA, inilah kisah 43 tahun persahabatan Sri Mulyani dan Retno Marsudi

Jepang

Krisis populasi di negara ini dipicu tingkat perkawinan dan kelahiran yang tergolong terendah sepanjang sejarah. Berdasarkan laporan terbaru, angka pria dan wanita di Jepang yang tidak ingin menikah memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Data dari Institut Nasional Kependudukan dan Jaminan sosial menemukan bahwa 17,3 persen pria dan 14,6 persen wanita berusia antara 18 dan 34 tahun di Jepang menyebut mereka tidak berminat menikah. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak kuesioner pertama kali dilakukan pada 1982.

Pada 2021, jumlah bayi yang lahir di Jepang mengalami penurunan 29.231 atau 3,5 persen. Sedangkan untuk jumlah pernikahan turun 24.391 dari 501.116, angka terendah sejak akhir perang dunia kedua.

Halaman:

Tags

Terkini

5 rekomendasi tempat liburan yang ada di kota Bandung

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:50 WIB