Pada sebagian besar kasus, tingkat kesembuhan limfoma non-Hodgkin lebih rendah dibandingkan limfoma Hodgkin.
Limfoma berbeda dari leukemia meskipun kedua kondisi tersebut sama-sama menyerang sel darah putih. Leukemia bermula di sumsum tulang, sedangkan limfoma seringkali bermula di sel darah putih di kelenjar getah bening.
Penyebab pasti lymphoma (Limfoma) belum diketahui secara pasti. Namun, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena limfoma, yaitu:
- Berusia 60 tahun ke atas, yang lebih berisiko terkena limfoma non-Hodgkin.
- Berusia antara 15–40 tahun atau lebih dari 55 tahun, yang lebih berisiko terkena limfoma Hodgkin.
- Berjenis kelamin pria.
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS atau mengonsumsi obat imunosupresan untuk jangka panjang.
- Menderita penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, sindrom Sjögren, lupus, atau penyakit celiac.
- Menderita infeksi akibat Epstein-Barr, H. pylori, atau hepatitis CTerpapar benzene atau pestisida.
- Pernah menjalani radioterapi.
- Memiliki anggota keluarga yang menderita limfoma.
Gejala utama limfoma adalah benjolan yang timbul di beberapa bagian tubuh, seperti leher, ketiak, atau selangkangan. Benjolan tersebut muncul akibat pembengkakan kelenjar getah bening.