“Tetapi mayoritas masalahnya terbesar adalah faktor ekonomi,” ucap Solikin Jamik.
Baca Juga: Anwar Abbas, wakil ketua MUI tak ambil pusing pasca digugat Rp1 Triliun oleh Panji Gumilang
Solikin Jamik pun membeberkan mengapa faktor ekonomi menjadi penyebab maraknya gugat cerai.
Solikin Jamik mengungkapkan rata-rata masyarakat di Bojonegoro membangun keluarga bukan karena kebutuhan melainkan keinginan.
Solikin Jamik menyebut banyak masyarakat yang hanya berkeinginan besar yang tidak diimbangi kemampuan ekonomi.
Baca Juga: Anwar Abbas, wakil ketua MUI mengecam pertemuan komunitas LGBT yang akan diselenggarakan di Jakarta
Dalam arti menikah dengan modal nekad karena ingin tak didukung kemampuan ekonomi memadai.
“Karena keinginannya terlalu besar,” kata Solikin Jamik.
“Tidak diimbangi dengan kemampuan, itulah sebabnya menjadi problem terbesar,” ujar Solikin Jamik.
“Munculnya keinginan itu karena diilhami oleh mentalitas yang terjadi selalu memandang persoalan dihitung dengan uang,” tutur Solikin Jamik.
“Di saat yang sama, sebetulnya pendidikannya itu sangatlah rendah, rata-rata yang bercerai mayoritas lulusan SMP,” ucap Solikin Jamik.
“Lah ini sebetulnya yang menjadi penyebab utama (gugat cerai),” lanjut Solikin Jamik.
Solikin Jamik menyebut karena kebanyakan yang gugat cerai lulusan SMP dan tak memiliki kemampuan untuk bersaing dalam mencari uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga.