Baca Juga: Haruki Noguchi pembalap muda asal Jepang meninggal dunia di Sirkuit Mandalika Lombok Indonesia
Ia selalu memprioritaskan bahan-bahan lokal seperti kayu, bambu, batu alam, serta material daur ulang seperti batu bata bekas dan pecahan keramik bekas.
Pendekatan ini tidak hanya menciptakan bangunan yang berkelanjutan secara lingkungan, tetapi juga menciptakan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
Dalam pandangan Eko Prawoto, arsitektur bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah perjalanan.
Ia memandang bahwa arsitektur memiliki peran penting dalam menjaga semangat kebersamaan masyarakat dan berhubungan harmonis dengan alam.
Baca Juga: Ditemukan di dalam apartemen, perempuan pelajar Warga Negara Indonesia ditemukan meninggal di Jepang
Kepergiannya meninggalkan kesedihan mendalam dalam dunia arsitektur Indonesia.
Namun, warisan karyanya akan tetap hidup dan menginspirasi generasi berikutnya untuk mengikuti jejaknya dalam menciptakan arsitektur yang berarti dan berkelanjutan.
Selamat jalan, Maestro Guru Arsitek Terbaik Ikatan Arsitek Indonesia, Ir. Eko Agus Prawoto, M.Arch., IAI.***