Keputusan perubahan pencairan BBH ini diduga merupakan respons terhadap keluhan-keluhan yang dilontarkan oleh peserta batch sebelumnya mengenai keterlambatan pembayaran tunjangan.
Sementara beberapa perusahaan yang terlibat dalam program ini memberikan tambahan gaji di atas tunjangan dari Kampus Merdeka, sebagian besar peserta mengandalkan tunjangan tersebut sebagai sumber penghasilan utama.
Terlepas dari tujuan baik program Magang Merdeka dalam memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa, program ini telah diwarnai oleh masalah distribusi tunjangan biaya hidup, terutama pada program MSIB.
Ini menjadi perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan program sejenis lainnya seperti Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Baca Juga: UMM Toxic dan Tidak Layak: Pengalaman Mahasiswa yang Berhijrah ke Universitas Brawijaya
Tunjangan biaya hidup yang diberikan kepada peserta Magang Merdeka rata-rata sekitar Rp3.000.000.
Sementara itu, peserta program pertukaran melalui IISMA secara konsisten menerima tunjangan sekitar Rp20.000.000, di samping biaya hidup yang sudah ditanggung.
Perbedaan ini mungkin wajar mengingat peserta IISMA tinggal di luar negeri dan mewakili kepentingan budaya Indonesia di mata dunia.
Namun, hal ini juga menjadi ironi tersendiri bagi peserta program MSIB.
Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada peserta IISMA, dan banyak di antara mereka yang menghadapi tantangan finansial dan kesulitan di tempat kerja dengan dukungan yang lebih sedikit dari program Kampus Merdeka.***
Artikel Terkait
UMM Toxic dan Tidak Layak: Pengalaman Mahasiswa yang Berhijrah ke Universitas Brawijaya
Universitas Muhammadiyah Malang mengeluarkan Somasi kepada Muhammad Rafi Azzamy terkait thread viralnya
Sebut tidak ada perempuan cantik di Desa Kayangan, Mahasiswa KKN Universitas Mataram minta maaf dan diusir
Kejadian mencurigakan di Kebun Apel Perpusat Universitas Indonesia, hampir menjadi korban penipuan
Pendaftaran sudah dimulai! Universitas Pendidikan Indonesia kini buka Fakultas Kedokteran