Tukang bangunan diduga lakukan penipuan, menggelapkan uang proyek hingga 60 juta, tukang: ya nanti...

JAKARTA INSIDER - Kecurangan dan penipuan dalam bisnis konstruksi rumah menjadi perhatian serius ketika Rekno Wulandari Pambudi, seorang warga Surabaya, mengungkap kisahnya di media sosial.

Tampaknya, tukang bangunan yang beroperasi di area Sukomanunggal, Surabaya, dengan licik diduga menggelapkan uang proyek senilai lebih dari 60 juta rupiah dan menjerat korban dengan dalih yang kian tak masuk akal.

Kronologi penipuan yang direkam oleh Rekno Wulandari Pambudi ini menunjukkan adanya sejumlah dugaan praktik penipuan yang dilakukan oleh pihak tukang bangunan tersebut.

Baca Juga: 8 Kampus top di Indonesia ini ternyata memiliki kisah horor dan sudah melegenda, yuk simak!

Tahap pertama pembayaran dilakukan sesuai perjanjian, tetapi pekerjaan belum rampung, dan sang tukang pun mulai meminta uang lagi dengan dalih yang beragam.

"Alasannya pinjam untuk keponakan yang mengalami kecelakaan," ungkap Rekno Wulandari Pambudi seperti yang ia sampaikan di media sosial.

Tak lama setelah itu, sang tukang kembali meminta uang dengan alasan yang lebih mencengangkan, yaitu untuk membayar tahap kedua pembangunan.

Baca Juga: Perempuan bertemu dengan teman laki-laki dari internet, pinjam Shopee PayLater, kemudian diblock

Dengan pola penipuan semacam itu, pembangunan rumah di Sukomanunggal tersebut pun terjebak dalam kebuntuan yang mengkhawatirkan.

Mengenai hal ini, Rekno Wulandari Pambudi menambahkan, "Tapi jawaban tukang ada-ada saja~ Berikut-berikutnya tetap dengan dalih dari huruf A hingga Z. Aku tidak tahu lagi harus bercerita seperti apa. Maaf, silakan baca sendiri."

Dalam upaya mencari kejelasan atas uang yang telah diberikan, Rekno Wulandari Pambudi mendapati bahwa sang tukang hanya memberikan sebagian kecil dari jumlah yang telah diberikan.

Baca Juga: Kisah pilu artis digital yang berjuang untuk keluarga sendiri namun dimanfaatkan oleh tante dan om jahat

"Tukangnya sudah mengembalikan 2 juta ke ortuku (dicicil 1 juta, 500 ribu, 500 ribu). Itupun setelah adu argumen," tutur Rekno.

Sampai saat ini, sisa uang pembayaran sebesar lebih dari 60 juta rupiah belum dikembalikan, dan proses pembangunan rumah pun terhenti.