Manfaat terapi bekam dalam menjaga kesehatan, badan jompo wajib tahu!

photo author
- Rabu, 24 Mei 2023 | 14:00 WIB
Jelajahi manfaat terapi bekam, metode pengobatan kuno Islam yang telah mendapatkan pengakuan dalam dunia medis modern (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)
Jelajahi manfaat terapi bekam, metode pengobatan kuno Islam yang telah mendapatkan pengakuan dalam dunia medis modern (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia)

JAKARTA INSIDER - Bekam, metode pengobatan kuno yang telah dikenal sejak zaman dahulu, kini semakin populer dalam dunia medis modern.

Metode ini melibatkan penyedotan lokal darah melalui sayatan kulit kecil, dengan tujuan mengeluarkan darah statis yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia.

Bekam dilakukan dengan cara memvakum kulit dan mengeluarkan darah dari area tersebut.

Selain dikenal sebagai pengobatan alternatif yang efektif, terapi bekam juga telah mendapatkan pengakuan dalam dunia medis.

Bekam telah digunakan sejak zaman Sumeria, Babilonia, Mesir kuno, Saba, dan Persia.

Di zaman Nabi Muhammad, berbekam dilakukan dengan menggunakan tanduk kerbau atau sapi, tulang unta, dan bahkan gading gajah.

Baca Juga: Canggih, ternyata ini alasan kereta MRT Jakarta bisa berhenti tepat di depan pintu kaca

Di Tiongkok kuno, metode ini disebut "hijamah" atau "perawatan tanduk" karena tanduk digunakan sebagai pengganti gelas.

Di Indonesia, tidak ada catatan resmi tentang kapan metode bekam pertama kali diperkenalkan.

Namun, diperkirakan metode ini masuk ke Indonesia seiring dengan kedatangan pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam.

Bekam banyak dipraktikkan oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari kitab kuning.

Pada masa itu, bekam digunakan untuk mengobati berbagai keluhan seperti pegal-pegal, sakit kepala, dan masuk angin.

Baca Juga: Pungutan liar terhadap bis dan truk masih merajalela, oknum terduga anggota ormas: ini jalur siapa?

Popularitas bekam di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 90-an, terutama berkat pengaruh mahasiswa dan pekerja Indonesia yang belajar di Malaysia, India, dan Timur Tengah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jaka LI

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X