JAKARTA INSIDER - Permasalahan metabolik, seperti resistensi insulin, obesitas, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tidak stabil, kini menjadi tantangan kesehatan yang semakin umum di masyarakat modern.
Gaya hidup tidak sehat, stres, pola makan buruk, dan minimnya aktivitas fisik menjadi pemicu utama dari gangguan metabolik.
Yang jika dibiarkan dapat berkembang menjadi penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Baca Juga: Polisi tangkap terduga pelaku pelecehan pasien di klinik swasta Garut
Dikutip dari kanal YouTube Metro TV Dalam upaya mencari solusi yang lebih efektif dan minim efek samping, teknologi laser kini hadir sebagai salah satu pendekatan inovatif dalam menangani gangguan metabolik.
Terapi laser tingkat rendah (Low-Level Laser Therapy/LLLT), atau dikenal juga sebagai terapi laser dingin.
Terapi ini telah digunakan dalam dunia medis untuk merangsang proses penyembuhan alami tubuh, meningkatkan sirkulasi darah, serta menstimulasi aktivitas seluler.
Baca Juga: Polisi tangkap terduga pelaku pelecehan pasien di klinik swasta Garut
Dalam konteks gangguan metabolik, terapi laser bekerja dengan meningkatkan efisiensi fungsi mitokondria pembangkit tenaga dalam sel yang secara langsung memengaruhi proses metabolisme tubuh.
Peningkatan aktivitas mitokondria membantu tubuh membakar energi dengan lebih baik, mengurangi penumpukan lemak, dan memperbaiki respon insulin.
Beberapa klinik dan pusat kesehatan integratif telah mulai mengadopsi teknologi ini sebagai bagian dari terapi komplementer untuk pasien dengan kondisi metabolik.
Baca Juga: Mantan Artis Film Kolosal ditangkap karena gunakan uang palsu
Hasilnya, pasien yang menjalani terapi laser secara rutin menunjukkan peningkatan energi, perbaikan kadar gula darah, dan penurunan lemak tubuh secara bertahap.
Selain itu, terapi ini tidak invasif, bebas rasa sakit, dan tidak memerlukan waktu pemulihan, sehingga cocok digunakan sebagai pelengkap program diet sehat dan olahraga teratur.