JAKARTA INSIDER - Elsa, seorang wanita berusia 30 tahun, adalah seorang manajer di sebuah perusahaan.
Meskipun pekerjaannya menghasilkan gaji yang layak, Elsa harus menghadapi berbagai cobaan dalam perjalanan hidupnya.
Elsa berasal dari keluarga yang terpisah, dan dia memiliki tiga adik yang harus dia biayai untuk pendidikan mereka, termasuk biaya kuliah dan sekolah menengah.
Baca Juga: Melalui Asah Digital, pemuda Indonesia tingkatkan keterampilan di era digital
Dengan gaji sebesar 10.000.000 rupiah, Elsa berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membayar biaya transportasi, terutama naik busway dan kereta.
Namun, tantangan terbesar datang ketika ibunya harus menjalani operasi mendesak, dan tabungan Elsa sudah habis untuk biaya pendidikan adik-adiknya yang masih belajar.
Dalam situasi yang mendesak, Elsa memutuskan untuk meminjam uang dari saudara-saudaranya agar dapat membantu ibunya.
Baca Juga: Makan malam yang kurang mengenakkan: Pengalaman buruk di restoran penyetan dekat UGM
Namun, keputusan tersebut membawanya ke dalam perangkap pinjaman online ilegal yang mengintai dengan bunga tinggi dan ketentuan yang sulit.
Dalam upaya untuk mengatasi utang-utangnya, Elsa mengajukan pinjaman di berbagai aplikasi pinjaman online, seperti KREDIVO, EASYCASH, ADAKAMI, AKULAKU, UATAS, PINJAMDUIT, BANTUSAKU, FINPLUS, INDODANA, JULO, dan DUIT SAYANG.
Akumulasi utangnya menjadi beban yang tidak terkendali.
Baca Juga: Mengungkap rahasia selfie yang memukau untuk media sosial: Cahaya, sudut, dan bingkai
Meskipun berada dalam situasi yang sangat sulit, Elsa mencari dukungan dan solusi melalui media sosial.
Ia berani berbagi ceritanya dan mencari saran dari netizen, meskipun terkadang harus menghadapi kritik pedas.
Artikel Terkait
Anak saksikan orang tua selingkuh, respon bapak: Oke terima kasih sudah diingatkan
Mengungkap rahasia selfie yang memukau untuk media sosial: Cahaya, sudut, dan bingkai
Konflik pemilihan RT di River Valley Bogor Selatan: Hingga tutup jalan dan bikin RT tandingan
Makan malam yang kurang mengenakkan: Pengalaman buruk di restoran penyetan dekat UGM
Melalui Asah Digital, pemuda Indonesia tingkatkan keterampilan di era digital