JAKARTA INSIDER - Jakarta Multicultural School (JMS) bukanlah sekadar sekolah biasa.
Sejarahnya yang panjang dan perjalanan transformasinya telah menjadikannya salah satu institusi pendidikan unggulan di Indonesia.
Berawal dari Jakarta International Montessori School, JMS telah mengalami perubahan signifikan dalam upaya memberikan pendidikan berkualitas tinggi.
Pada awalnya, JMS terletak di kompleks ISCI, tepatnya di tepi danau Situ Gintung.
Sekolah ini mulai dikenal karena rasio siswa-guru yang rendah dan perhatian yang khusus terhadap perkembangan serta kebutuhan siswa.
Suasana akrab dalam proses pembelajaran bersama dengan guru dan staf yang berdedikasi menjadi pondasi bagi visi baru JMS.
Baca Juga: Jakarta Indonesia Korean School: Pendidikan Korea di tengah keberagaman Indonesia
Pada tahun 2007, JMS berpindah tangan kepada Ibu Edriana Noerdin yang kemudian mengadopsi kurikulum Cambridge dan International Baccalaureate.
Bersama dengan perubahan kurikulum, JMS juga mengganti namanya menjadi Jakarta International Multicultural School (JIMS).
Perubahan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah JMS yang kita kenal sekarang.
Sekolah ini juga pindah lokasi ke lahan seluas 2 hektar di kawasan Situ Gintung, hanya 15 menit dari stasiun MRT Lebak Bulus.
Rasio siswa-guru yang tetap rendah di JMS memungkinkan sekolah untuk mengenali setiap siswa secara mendalam, memperhatikan potensi serta tantangan yang dihadapi oleh masing-masing individu.
Baca Juga: Kanaan Global School Jakarta: Pendidikan berkualitas dengan nilai-nilai Kristen
Komitmen JMS: Rasio Siswa-Guru Ideal dan Kebebasan dari Perundungan
Artikel Terkait
Jakarta Intercultural School (JIS): Sekolah global dengan fasilitas terdepan
Singapore Intercultural School (SIS): Membimbing anak menuju masa depan gemilang
ACS Jakarta: Membekali generasi muda Indonesia dengan pendidikan berkualitas internasional
Kanaan Global School Jakarta: Pendidikan berkualitas dengan nilai-nilai Kristen
Jakarta Indonesia Korean School: Pendidikan Korea di tengah keberagaman Indonesia