Jerman kaya, namun tak lagi setelah terkena hantaman resesi brutal, mampukah Jerman bertahan dengan Hartz IV?

photo author
- Senin, 17 Oktober 2022 | 08:52 WIB
Potret warga negara Jerman (Voanews)
Potret warga negara Jerman (Voanews)

JAKARTA INSIDER – Sudah menjadi sangat universal jika negara Jerman dikenal sebagai negara yang kaya, tidak hanya kaya dalam lingkungan ekonomi, Jerman juga kaya dalam bidang teknologi dan pendidikan.

Jerman negara kaya di Eropa, namun hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar bagi masyarakat internasional setelah Eropa dan Jerman terkena hantaman badai resesi secara brutal, apakah Jerman bisa dan mampu bertahan mengatasi badai resesi ?

Baca Juga: Uni Eropa SOS! Kegelapan kini mulai memasuki Belgia, PM Alexander: Eropa akan gelap gulita!

Setelah terkena hantaman badai resesi, Jerman menjadi kategori negara Eropa yang ' miskin '. Namun bukan artian miskin yang membuat warganya mati kelaparan atau kedinginan, miskin dalam artian sulitnya keuangan dan ekonomi pada setahun terakhir ini di negara Jerman.

Jerman termasuk kedalam negara Eropa terkaya dan sudah universal, namun karena Jerman terkena hantaman badai resesi yang brutal kini banyak jumlah pengangguran dan beberapa pegawai yang dirumahkan.

Baca Juga: Argentina SOS! Krisis ekonomi membuat setengah dari warganya menjadi pemulung

Banyak warganya dan korban PHK yang kini beralih profesi mencari botol di jalanan untuk kemudian kembali dapat di jual untuk mengisi kekosongan perut dan bertahan hidup di Jerman.

Di tahun 2021 silam, negara Jerman telah berhasil menduduki dan berada di peringkat ke 20 negara terkaya di dunia, yang mana hal dan data tersebut diukur dari Pendapatan Domestik Bruto per kapita.

Namun setahun terakhir dan sekarang pada tahun 2022, ada sekitar 13,8 juta orang Jerman yang kini hidup dalam kesusahan dan kemiskinan atau bahkan dapat berisiko miskin, yang mana mendapat laporan Paritatische Wohlfahrtsverband .

Paritaticshe Wohlfahrtsverband merupakan organisasi payung yang bertugas untuk meneliti,mendata dan melakukan pertolongan pada warga masyarakat jerma . Yang mana di Jerman yang membawahi sejumlah lembaga kesejahteraan. Pemerintah Jerman juga prihatin dengan kian lebarnya kesenjangan antara kaya dan miskin.

Di Eropa, kategori seseorang di katakan miskin bukanlah orang yang kesusahan, seorang Eropa yang dikatakan miskin berarti yang memiliki penghasilan di bawah rata rata dan orang miskin Eropa hanya hidup sangat pas Pasan dan hanya mampu beli kebutuhan pokok seperti makanan harian dan keperluan lainnya.

Di Uni Eropa, seseorang dianggap miskin atau berisiko miskin jika pendapatannya kurang dari 60 persen dari median pendapatan di negaranya masing-masing.

Untuk Jerman, ini berarti bahwa seorang lajang yang berpenghasilan kurang dari 1.148 euro (Rp 16,7 juta) per bulan dianggap berada di bawah garis kemiskinan.

Untuk orangtua tunggal dengan satu anak, angka batasnya adalah 1.492 euro (Rp 21,7 juta), dan untuk rumah tangga dengan dua orangtua dan dua anak, batas miskin adalah pendapatan sebesar 2.410 euro atau sekitar Rp 35,15 juta per bulan.

Namun, Jerman adalah negara yang hebat, negara ini memberikan bantuan kepada siapapun warga negaranya yang belum memiliki pekerjaan untuk tetap dapat bertahan hidup.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: Yahoo News

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X