Krisis ekonomi Inggris dalam genggaman Liz Truss, warga Inggris: seperti era 1980 mencekam!

photo author
- Senin, 10 Oktober 2022 | 09:07 WIB
Potret Liz Truss  (Britannica )
Potret Liz Truss (Britannica )

Tingkat inflasi tahunan di Inggris juga tercatat tertinggi pada bulan Juli mencapai 10,1%. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak 1982, dan di bawah perkiraan pasar 10,2%. Meskipun secara tak terduga turun menjadi 9,9% pada Agustus 2022. Kondisi ini adalah pertama kalinya dalam 11 bulan inflasi mereda.

Gubernur Bank of England (BOE) Andrew Bailey mengatakan konflik Rusia-Ukraina menjadi penyebab utama inflasi Inggris.

Namun, beberapa ekonom menyebut banyak faktor yang mempengaruhi inflasi. Di antaranya, tagihan energi, yang membengkak karena harga minyak dan gas yang tinggi cukup tinggi akibat terhambatnya pasokan dari Rusia.

Kondisi ini juga berdampak bagi harga bensin dan solar karena perang telah menyebabkan kenaikan harga minyak mentah.

Harga pangan juga meroket disebabkan perang Rusia Ukraina yang menekan produksi dan biaya impor biji-bijian. Harga mobil bekas juga naik tajam.

Adapun peningkatan yang signifikan terjadi di sektor bahan baku, barang-barang rumah tangga dan furnitur, juga sektor perhotelan termasuk restoran.

Di samping itu, suku bunga yang lebih tinggi membuat pembayaran hipotek atau kredit kepemilikan rumah (KPR) lebih mahal bagi beberapa pemilik rumah.

Kenaikan gaji tidak sebanding dengan kenaikan harga-harga yang terjadi. Upah rata-rata, tidak termasuk bonus, naik 5,2% dalam tiga bulan hingga Juli 2022. Tetapi ketika dibarengi inflasi, kenaikan gaji itu sebenarnya hanyalah ilusi di mana yang terjadi sesunggunya justru turun sebesar 2,8%.

Pasca prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II beberapa waktu lalu, parlemen Inggris memulai mengambil langkah strategis untuk mengatasi kondisi perekonomian nasional. Di bawah kabinet Truss, menteri keuangan Kwasi Kwarteng mengumumkan pemotongan pajak (pemotongan pajak) di beberapa sektor.

Tak lama berselang, kebijakan tersebut direspon dengan merosotnya nilai Poundsterling hampir 2,6% ke level terhadap dolar AS, terendah sejak 1985.***

 

 

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: The Guardian

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X