Hal ini berbeda dengan 20% masyarakat kaya yang porsi pengeluaran untuk belanja bahan pangan hanya berkisar di angka 39,22%.
Sementara saat ini harga beberapa komoditas pangan tengah naik seperti minyak goreng, tempe dan lainnya.
Sehingga apabila harga pangan bergejolak tentu akan mempengaruhi rakyat miskin dan memunculkan tensi atau gejolak sosial.
Kendati begitu Faisal tidak memberi proyeksi berapa kira-kira kenaikan tingkat kemiskinan yang akan terjadi.
Baca Juga: Raphinha selamatkan Barcelona dari kekalahan atas Manchester United
Sementara saat ini diketahui bahwa tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 9,71% per September 2021.
Senada dengan Faisal, Kepala Badan Pusat Statistik Margoyono juga mengingatkan ancaman kenaikan tingkat kemiskinan bila inflasi tinggi terus berlangsung dalam jangka panjang.
Inflasi tinggi akan mengerek beban pengeluaran masyarakat dan menekan daya beli khususnya bagi masyarakat miskin.
Baca Juga: Bu Eny ditraktir belanja oleh Nathalie Holscher, diajak masuk toko baju, berharap Tiko mandiri
Apabila inflasi tidak bisa dikendalikan dalam jangka panjang maka secara otomatis kemiskinan akan meningkat.
Selain tingkat kemiskinan, Margo juga mengatakan bahwa inflasi tinggi akan menekan laju pertumbuhan ekonomi RI.
Pasalnya konsumsi rumah tangga menyumbang sebanyak 54% bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.
Sementara dampak lain adalah biaya produksi akan meningkat sementara jumlah produksi justru menurun.