JAKARTA INSIDER - Harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani dan pengusaha sawit Aceh pada awal 2023 masih relatif stabil dan menunjukkan trend naik.
“Harga TBS tingkat petani di Aceh saat ini berada di tengah-tengah, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, dan menunjukkan pertumbuhan yang positif,” kata Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Fadhli Ali di Banda Aceh dikutip Jakarta Insider dari kantor berita Antara.
Fadhli mengelompokkan harga TBS kelapa sawit tingkat petani menjadi dua.
Baca Juga: Sukses bawa Persib ke puncak klasemen, Rekor tak terkalahkan Luis Milla masih belanjut
Pertama wilayah barat selatan Aceh dikisaran Rp1.800 - Rp1.850 per kilogram.
Kedua untuk wilayah timur utara Aceh dikisaran harga Rp1.900 - Rp2.000 per kilogram.
Menurut Pengurus Apkasindo ini, harga TBS kelapa sawit saat ini tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
“Harga TBS kelapa sawit paling tinggi tingkat petani itu terjadi di Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, memang rate harga mereka paling tinggi, baik harga ditetapkan pemerintah maupun harga riil di lapangan,” sebut Fadhli Ali.
Untuk rate harga TBS kelapa sawit yang lebih rendah dari Aceh, terdapat di Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, juga di Bangka Belitung.
Saat ini, harga TBS tingkat petani di Aceh berdasarkan harga ketetapan Pemerintah Aceh. Walau harga yang ditemukan di lapangan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga dari Pemerintah Aceh.
“Memang masih ada perbedaan harga ril di tingkat petani dengan harga yang tetapkan Pemerintah Aceh, tapi tidak terlalu jauh, cukup membuat petani sawit kita bahagia,” ujarnya.
Berdasarkan data Apkasindo Aceh, luas perkebunan sawit mencapai 535.000 hektare di seluruh Aceh dan 235.400 hektare atau 44 persen di antaranya merupakan perkebunan sawit rakyat.
Saat ini pihak Apkasindo berharap agar Pemerintah Aceh serius mengelola persoalan yang berkaitan dengan petani kelapa sawit.