JAKARTA INSIDER - Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Presidensi G20 dan KTT G20 di Bali, sudah melengkapi sistem pembayaran secara digital yakni "Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)".
Penyediaan pembayaran lewat QRIS itu, sudah tuntutan zaman era digitalisasi dan khususnya menyambut para tamu yang akan menghadiri pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, 15-16 November 2022.
QRIS, adalah sistem pembayaran digital yang digagas oleh Bank Indonesia (BI).
Bank sentral menyatukan beragam macam QR dari berbagai penyelenggara jasa sistem pembayaran yang menggunakan QR code.
Baca Juga: Hyundai dan Adaro menandatangani Nota Kesepahaman untuk Mengamankan Persediaan Aluminium
Dari siaran pers Tim Komunikasi dan Media G20, yang dirilis JAKARTA INSIDER dari laman indonesia. go.id pada Minggu (13/11/2022), dikatakan, dengan cara itu, konsumen tidak perlu lagi harus membawa uang tunai.
Sementara pelaku usaha pun tidak repot lagi menyediakan uang kembalian.
Raden Adrian Noor, pemilik 25PM Coffee Nusa Dua, menyebutkan, usahanya sudah menggunakan QRIS sejak pandemi COVID-19.
Penggunaan QRIS itu disambut positif konsumen dengan alasan mereka bisa memilih mau membayar pakai apa saja.
Baca Juga: Mengapa banyak pesepakbola asal Jerman cepat memilih gantung sepatu? Ini alasannya
Dari total pendapatannya, sekitar Rp5-Rp6 juta setiap harinya, sekitar 50 persen, pembayarannya menggunakan QRIS.
Kepala Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho, memperkirakan, jumlah "merchant" akan terus bertambah hingga mencapai 577.000.
Sementara, pengguna QRIS hingga akhir 2022, diperkirakan bisa mencapai 546.000.
"BI bersama pemerintah daerah, perguruan tinggi dan perusahaan jasa sistem pembayaran terus melakukan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat hingga ke desa-desa bahkan pedagang kaki lima menyangkut soal QRIS," katanya.