JAKARTA INSIDER - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkeyakinan Indonesia akan menjadi salah satu negara yang kuat dengan ekonomi paling besar di dunia asal seluruh pihak tetap menjaga konsistensi dalam melakukan transformasi untuk mengelola potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.
Prediden Jokowi menyebutkan, pengambilalihan saham perusahaan asing yang mengelola potensi kekayaan alam Indonesia, seperti yang sudah dilakukan terhadap PT Freeport Indonesia dan Blok Rokan, merupakan lompatan nilai tambah ekonomi Indonesia.
"Ini (pengambilalihan saham) sebuah transformasi teknologi, ada sebuah transformasi ekonomi yang kadang-kadang kita enggak sadar,"ujar Jokowi sebagaimana dikutip JAKARTA INSIDER dari laman instagram @kemensetneg.ri, Jumat (14/10/2022).
Baca Juga: Lesti Kejora cabut laporan KDRT. Netizen: Lesti kau buat kami emosi!
Presiden Jokowi mengatakan itu pada acara Peresmian Pembukaan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI), di Balai Sarbini, Jakarta, pada Selasa (11/10/2022).
Jokowi menjelaskan, sebelum diambil alih, Indonesia hanya dapat dividen 9 persen dan sekarang sudah 51 persen.
Selain itu pajaknya lebih besar, dapat penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan kemudian dapat bea ekspor juga lebih besar.
Setelah dihitung-hitung dari pendapatan mereka, 70 persen masuk ke negara.
Langkah lain yang utama untuk meningkatkan ekonomi Indonesia adalah dengan cara seluruh pihak tetap menjaga konsistensi dalam melakukan transformasi untuk mengelola potensi dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.
Presiden menyebutkan bahwa konsistensi yang harus dijaga adalah dalam hal transformasi pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki. Salah satunya dengan secara konsisten menghentikan ekspor bahan mentah melalui hilirisasi industri yang telah dilakukan.
"Jangan kembali ke ekspor mentah lagi," tegas Presiden Jokowi.
"Hati-hati kita semuanya harus mengingatkan ini. Meski pun sekali lagi, kita digugat tapi kalau kita digugat ragu-ragu dan muncul lagi, kapan lagi kita akan bisa menikmati komoditas-komoditas dan kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita," lanjut Presiden.
Baca Juga: Sejarah Perang Badar kemenangan muslim melawan ribuan kaum Quraisy