JAKARTA INSIDER - Ekonomi dunia dikatakan akan mengalami resesi dalam waktu dekat. Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan agar rakyat Indonesia waspada terhadap resesi yang akan terjadi.
Orang-orang penting di Indonesia ini mengingat bahaya jika resesi betul-betul terjadi di dunia, khususnya di Indonesia.
Pasalnya bahaya resesi ekonomi akan menjadi momok menyeramkan bagi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Anies Baswedan capres NasDem mengaku tidak memenuhi janji saat jabat Gubernur DKI, tapi...
Resesi ekonomi sendiri merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Resesi ekonomi bisa memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya pengangguran, hingga kebangkrutan ekonomi.
Melihat laporan perkembangan ekonomi global yang semakin mengkhawatirkan ini. Membawa pada kesadaran bahwa jurang krisis dan resesi ada di depan mata.
Baca Juga: Ditunjuk Presiden Jokowi, Anies Baswedan dukung Heru Budi Hartono Penjabat Gubernur DKI Jakarta
Penyebab terjadinya resesi adalah hal-hal terkait ekonomi dan teknologi yang saling berkaitan. Seperti guncangan ekonomi yang mendadak (bencana alam) sehingga lemahnya daya beli akibat kesulitan finansial.
Sama seperti Indonesia yang dua tahun lalu terdampak covid-19 dan sekarang mulai membaik akan tetapi kembali dihadapkan dengan gejolak keuangan dunia yang berdampak membawa krisis.
"Saya menyampaikan perkembangan pemulihan ekonomi Indonesia sejak pandemi covid-19 dan sekarang dihadapkan gejolak keuangan global, krisis pangan dan energi dunia. Saya juga menjelaskan kebijakan fiskal kedepan (APBN 2023) dalam mengelola berbagai gejolak luar biasa ini," kata Sri Mulyani Menteri Keuangan, sebagaimana dikutip JAKARTA INSIDER dalam postingan Instagram @smindrawati pada Selasa (11/10/2022).
Baca Juga: Bukan termasuk KDRT ke Lesti Kejora, saat Rizky Billar melempar bola
Penyampaian menteri keuangan juga untuk mengelola APBN secara seksama agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.