ekbis

Krisis ekonomi Inggris dalam genggaman Liz Truss, warga Inggris: seperti era 1980 mencekam!

Senin, 10 Oktober 2022 | 09:07 WIB
Potret Liz Truss (Britannica )

JAKARTA INSIDER – Warga Inggris sedang mengalami krisis ekonomi yang semakin parah.

Krisis Ekonomi Inggris dalam genggaman Liz Truss membuat warga Inggris menjerit dan semakin mencekam.

Di Inggris sekarang semua bahan pangan sudah melonjak, harga gas dan kebutuhan sehari hari membuat seluruh warga Inggris mutar otak dan geleng geleng kepala.

Baca Juga: Belum setahun menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, masyarakat Inggris paksa Liz Truss undur diri

Banyak dari mereka yang sekarang tidak bekerja lagi karena adanya ' PHK ' massal yang terjadi di Inggris.

Setelah Ratu Elizabeth II wafat, kehidupan Inggris dan warga negaranya berubah sagat drastis.

Terlebih invasi Rusia ke Ukraina yang tak makan sedikit biaya.

Biaya paling besar terbuang sia sia karena invasi Rusia dan Ukraina sejak Februari lalu, hal ini juga merupakan faktor dari krisis ekonomi yang sedang di rasakan oleh Inggris bahkan negara Uni Eropa.

Terhentinya pasokan menjadi penanda sulitnya perdagangan akibat kebijakan boikot Uni Eropa terhadap sejumlah komoditas dari Rusia.

 Padahal, Rusia menjadi salah satu pemasok komoditas penting benua Biru, termasuk energi dan bahan pangan seperti gandum.

Negeri yang baru saja ditinggal pemimpin negaranya, mendiang Ratu Elizabeth II ini, tengah menghadapi guncangan ekonomi paling serius setelah 1982.

 Terpilihnya Liz Truss sebagai Perdana Menteri (PM) baru, menggantikan Boris Johnson, seolah tak mencerminkan harapan baru di tengah muramnya kondisi perekonomian nasional.

Berdasarkan analisis PwC, Pada Juni 2022, ekonomi Inggris menyusut 0,6%, dengan pertumbuhan terpolarisasi tercatat di tingkat regional.

Prospek inflasi Inggris semakin dibayangi ketidakpastian dengan proyeksi dapat mencapai puncaknya di level 17% pada paruh pertama 2023.

“Tetapi jika pemerintah memilih untuk membekukan tagihan energi rumah tangga, maka ini dapat melihat puncak inflasi antara 10% hingga 13%,” tulis laporan PwC, dikutip dari the guardian, Senin (10/10/2022).

Halaman:

Tags

Terkini