JAKARTA INSIDER - Jakarta Fair 2023, juga dikenal sebagai Pekan Raya Jakarta (PRJ), telah menjadi ajang tahunan yang dinantikan oleh para pedagang untuk memamerkan produk mereka dan meningkatkan penjualan.
Namun, di tengah antusiasme para pedagang, terdapat keluhan dari seorang pedagang kerak telor bernama Adi (52) yang mengungkapkan bahwa ia harus membayar biaya sewa tempat yang jauh lebih mahal daripada tarif resmi yang seharusnya.
Adi mengaku harus membayar sebesar Rp 17 juta kepada paguyuban pedagang kerak telor agar bisa berjualan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, selama perhelatan Jakarta Fair 2023.
Uang tersebut kemudian diteruskan kepada manajemen JIExpo oleh paguyuban tersebut.
Menurut Adi, tarif sewa lapak di Jakarta Fair 2023 jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 16 juta.
Meskipun Adi mengakui bahwa tarif tersebut cukup tinggi, ia mengatakan bahwa mereka tidak perlu terlalu memikirkannya.
Adi berharap dapat mencapai balik modal dengan menaikkan harga jual kerak telornya di Jakarta Fair 2023 menjadi Rp 30.000 untuk telur bebek dan Rp 25.000 untuk telur ayam, dari harga biasanya sebesar Rp 25.000 untuk telur bebek dan Rp 20.000 untuk telur ayam.
Dalam upayanya untuk mencapai target pendapatan minimal sebesar Rp 500.000 per hari, Adi harus menghadapi biaya sewa lapak yang cukup tinggi.
Baca Juga: Terobosan Terbaru KAI: Water Station di Stasiun-Stasiun Terpilih untuk Layanan Minum Gratis
Namun, PT Jakarta International Expo, sebagai penyelenggara Jakarta Fair 2023, membantah klaim Adi tentang tarif sewa lapak yang tinggi.
Menurut Direktur Marketing PT JIExpo, Ralph Scheunemann, biaya sewa lapak untuk pedagang kerak telor sebenarnya hanya sebesar Rp 5,5 juta.
Ralph menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, pengelolaan pedagang kerak telor telah diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu LSM di DKI Jakarta.
Oleh karena itu, PT JIExpo hanya mengecharge Rp 5,5 juta untuk satu titik pedagang kerak telor.