JAKARTA INSIDER - Wisata alam Kawah Putih yang terletak di daerah Ciwidey telah menjadi magnet bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam yang memukau.
Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah harga tiket parkir di pusat Kawah Putih yang mencapai Rp.165.000.
Harga yang terbilang tinggi ini sering kali menimbulkan rasa penasaran.
Namun, jangan terkejut, terdapat manfaat besar di balik tarif tersebut yang berkontribusi pada masyarakat lokal dan kelestarian alam.
Baca Juga: Pameran KAWS di Candi Prambanan, sentuhan modernitas di pelukan sejarah kuno
Pengelola Kawah Putih telah memanfaatkan tarif parkir ini untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui layanan angkutan ontang anting dengan biaya Rp.29.000 per orang.
Bagian besar dari biaya ini akan disalurkan kepada paguyuban masyarakat desa hutan sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi.
Langkah ini memastikan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan Kawah Putih.
Jika harga parkir di pusat disetarakan dengan area bawah, peluang pengunjung menggunakan angkutan ontang anting akan menurun, berdampak buruk pada mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada layanan ini.
Baca Juga: Pemerintah bangun 47 menara modern untuk ASN dan Hankam di IKN Nusantara
Namun, beberapa pengunjung masih memilih membayar tiket parkir di pusat, meskipun tarif lebih tinggi.
Alasannya bervariasi, termasuk membawa lansia atau balita yang tidak cocok naik angkutan umum, atau kendaraan pribadi yang sudah penuh penumpang sehingga lebih efisien membayar parkir pusat Kawah Putih.
Di samping itu, langkah pengelola dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan juga menjadi pertimbangan.
Pengelola mencoba membatasi jumlah kendaraan yang masuk ke pusat Kawah Putih guna menjaga keaslian alam di sekitarnya.
Artikel Terkait
4 Mitos kota gaib yang dipercaya keberadaannya ada di Indonesia, apa saja? yuk disimak!
Pancuran Pitu Baturaden, keajaiban tujuh air terjun tersembunyi di lereng Gunung Slamet
Pemerintah bangun 47 menara modern untuk ASN dan Hankam di IKN Nusantara
Pameran KAWS di Candi Prambanan, sentuhan modernitas di pelukan sejarah kuno