Kami lalu kembali ke ruang kelas tadi untuk memberikan kunci ke penjaga kampus, dan ternyata tidak ada siapa-siapa di ruangan itu, kondisi ruang kelas juga masih dalam keadaan terkunci.
“Ngak ada siapa-siapa di sini, ruang kelasnya juga masih di kunci, kayanya kamu salah lihat tadi deh Dir” terang Dini
“Tapi aku emang lihat tadi loh Din, jelas banget orang itu masuk ke ruangan ini, masa aku mau bohong sama kamu” jawabku.
“Kayanya kamu udah keracunan tugas dosen deh Dir, sampai halu kaya gini, nanti setelah UAS selsai kita pergi healing bareng deh biar kepalamu jadi lebih fresh” ajak Dini.
Mungkin yang di katakan Dini benar, terlalu banyak tugas yang diberikan membuat pikiranku capek dan mulai berhalusinasi.
Kami lantas kembali ke anak tangga untuk turun ke lantai dua, dilantai dua keadaan sekitar kelas sudah sangat sepi, tak ada satupun orang yang terlihat, mungkin karna sudah mulai waktu magrib jadinya semua orang sedang siap-siap untuk sholat.
Baca Juga: 6 Jenis tumbal pesugihan ilmu hitam, waspada jangan sampai anda mencoba dan jadi korban!
Kami berjalan di lorong gedung D lantai dua yang hanya disinari oleh pencahayaan lampu gedung yang sudah remang-remang.
Tiba-tiba, aku mendengar persis dibelakang kami ada suara gesekan antara lantai dengan karet sepatu.
“Seeet, Seett, Seeeet” sebanyak tiga kali suara itu terdengar cukup nyaring ditelinga ku.
“Kamu seret sepatu ya Din” tanyaku kepada dini memastikan bahwa suara yang ku dengar berasal dari sahabatku itu.
“Ng ngg nggak Dir, kan aku disampingmu dari tadi” jawab Dini mulai takut.
Suara itu semakin dekat, semakin keras, dan semakin cepat seakan mencoba mengejar langkah kami.
Dengan sedikit keberanian aku mencoba menoleh ke belakang, namun aku tidak bisa menemukan sumber suara itu.
Ketika aku kembali menoleh kedepan, mataku terbelalak, aku sontak terdiam. Di ujung lorong aku melihat sesosok anak kecil yang menatap kami tajam.