JAKARTA INSIDER- Mahfud MD memberikan penjelasannya terkait kericuhan yang terjadi di stadion Kanjuran Malang, yang berakhir merenggut banyak korban jiwa. Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi tak lain karena jumlah penonton yang melebihi kapasitas hingga saling berdesak-desakan.
Melalui unggahan terbaru di akun Instagramnya @mohmahfudmd, dikutip JAKARTA INSIDER pada Minggu (2/9/2022), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Negara tersebut memberikan pemaparan yang panjang lebar.
Ternyata, sebelum pertandingan dimulai, sudah ada usulan untuk membatasi kapasitas bangku penonton di stadion sepak bola tersebut. Namun, sayangnya usulan itu tak diindahkan oleh panitia penyelenggara.
Baca Juga: PSSI sesalkan tindakan suporter Aremania dalam tragedi stadion Kanjuruhan Malang, dukung pengusutan polisi
Adapun kapasitas yang diusulkan semula adalah sejumlah 38.000 orang. Sementara jumlah tiket yang diperjualkan adalah untuk 42.000 orang. Begitu juga jadwal pertandingan yang diusulkan untuk dilaksanakan pada sore namun malah terselenggara malam harinya.
“Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang,” jelas Mahfud.
Menurutnya, kapasitas yang berlebih itu tak lain karena para panitia penyelenggara yang terlalu bersemangat dalam menyiapkan acara. Sehingga pertandingan tetap mereka diselenggarakan pada malam hari dengan kapasitas penonton yang sangat jauh lebihnya.
Baca Juga: PSSI beri sanksi kepada Arema FC, buntut tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang
“Tapi usul-usul ini tidak dilakukan oleh panitia pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” sambungnya.
Netizen Salahkan Antisipasi dan Penanganan Saat Tragedi Berlangsung
Dalam kesempatan yang sama, Mahfud MD menekankan bahwa trageri kisruh yang memakan korban jiwa sampai 127 orang itu hanya karena kapasitas penonton yang berlebih. Akibatnya, banyak penonton yang saling berdesakan, saling himpit hingga terinjak-injak dan sesak napas.
Namun, berbeda dari penuturannya, netizen yang menanggapi melalui kolom komentar justru berpendapat lain.
Menurut mereka, semua itu tak bisa disalahkan pada panitia penyelenggara yang bebal, sehingga menjual lebih banyak tiket. Netizen malah mempertanyakan SOP yang harusnya diterapkan saat tragedi berlangsung.
“Saya kira bukan hanya panitia yang disalahkan, prof Mahfud… tapi bagaimana SOP jika terjadi kerusuhan… antisipasinya bagaimana..,” celetuk akun @lindung***.
Menurutnya, ketika kericuhan terjadi, pihak aparat harusnya mengantisipasi dengan menembakkan gas air mata. Sehingga kemungkinan yang lebih parah dapat terhindarkan.
Baca Juga: Menangi derby London atas Tottenham Hotspurs, Arsenal kokoh di puncak klasemen Liga Premier Inggris
“Ini yang terjadi gas air mata ditembakkan dan bukannya itu dilarang oleh FIFA dan akhirnya menimbulkan bottle neck di into keluar,” lanjut akun netizen tersebut.
Dia dan netizen lainnya menyampaikan belasungkawa atas tragedi yang banyak merenggut nyawa tersebut. Sebelumnya, diketahui bahwa sebanyak 127 orang meninggal dunia yang disebabkan oleh tragedi stadon Kanjuran Malang.***
Artikel Terkait
Bersahabat dengan Putin, Erdogan kecam pencaplokan 4 wilayah Ukraina, pelanggaran Hukum Internasional
Cantik, berprestasi dan terkenal, inilah 5 deret lelaki tampan yang pernah dekat dengan Lesti Kejora...
PSSI sesalkan tindakan suporter Aremania dalam tragedi stadion Kanjuruhan Malang, dukung pengusutan polisi
Waduh, Lesti Kejora dulu pernah diduga 'dilecehkan' saat manggung, tapi tidak kapok!
Duet bareng Anies, ini profil singkat AHY pernah jadi lulusan militer terbaik Fort Benning Amerika Serikat