JAKARTA INSIDER - Kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan menuai luka mendalam bagi para keluarga korban.
Memilukan memang, pasca laga Arema FC vs Persebaya tragedi Kanjuruhan lembar hitam yang akan dikenang selamanya.
Seorang saksi mata yang juga penjaga warung di depan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengisahkan kronologi kerusuhan yang terjadi di luar stadion pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Baca Juga: Dampak tragedi Kanjuruhan pasca Arema FC vs Persebaya, Listyo Sigit beri komentar ini
"Sekitar pukul 11 malam suporter yang tidak terlibat kericuhan masuk ke warung kami, kebanyakan wanita sama anak-anak," ujar penjaga warung depan Stadion Kanjuruhan, Rehan di Malang, Ahad.
Pada saat terjadi pembakaran mobil di depan stadion, Rehan mengaku depan warung yang ia jaga menjadi tak kondusif.
"Ricuh banget suasananya, saya juga takut," ujar Rehan dikutip JAKARTA INSIDER dari Antara Senin, (3/10/2022).
Baca Juga: Buntut tragedi Kanjuruhan skuad Singo Edan vs Persebaya, Sudarmaji tegaskan Arema Malang tidak...
Selepas terjadi pembakaran sejumlah mobil tersebut aparat menembakkan gas air mata di depan warung tersebut.
Para pengunjung langsung berhamburan berlarian keluar.
"Ada yang nangis, teriak-teriak, mata perih soalnya," kata Rehan.
Baca Juga: Mengheningkan cipta.. Timnas Garuda INAF tundukkan kepala Mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan
Terhitung hingga tiga kali gas air mata ditembakkan aparat di depan warung yang menjual makanan dan minuman tersebut.