JAKARTA INSIDER - Gelora 10 Nopember menjadi saksi dari seleksi tim nasional sepakbola Indonesia U17 yang menyita perhatian.
Namun, apakah seleksi tersebut benar-benar menjadi momen serius dalam mencari bibit unggul atau sekadar sandiwara semata?
Hal ini menjadi perhatian pengguna Twitter bernama Miftakhul dengan akun @fim_mifta.
Baca Juga: Binaragawan Bali Justyn Vicky meninggal akibat kecelakaan saat olahraga angkat beban
Para peserta, anak-anak dari berbagai kota di Jawa Timur, mengikuti pertandingan 11 vs 11 dengan durasi singkat, yakni 2x20 menit.
Sayangnya, proses seleksi ini tidak menunjukkan keseriusan yang diharapkan untuk mencari pemain-pemain berpotensi.
Tidak ada tahap pengerucutan yang memungkinkan pemain untuk mendapatkan kesempatan kedua.
Pengamat meragukan proses seleksi ini dan menilai bahwa lebih terasa seperti "gimmick" atau trik marketing semata.
Mereka mengkritik fokus pada konten media untuk ketua federasi daripada upaya sungguh-sungguh dalam mencari bakat-bakat terbaik.
Miftakhul mengungkapkan kekecewaannya terhadap seleksi yang dianggap hanya sebagai formalitas belaka.
Baca Juga: Sempat tertinggal, Bali United berhasil kalahkan Dewa United 3-1, naik klasemen ke posisi ketiga
Ia menyoroti perbedaan antara instrumen seleksi pemain yang minim dengan instrumen pembuatan konten media yang canggih dan melimpah.
Sangat penting bagi federasi sepakbola untuk memberikan perhatian lebih serius dalam menyusun timnas U17.
Artikel Terkait
Binaragawan Bali Justyn Vicky meninggal akibat kecelakaan saat olahraga angkat beban
Induk Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk catat penghasilan tertinggi dalam sejarah!
Bali United berevolusi! Kini menjadi klub sepakbola Indonesia dengan Largest Fan Ecosystem Experience
FIFA ketok palu! Jakarta International Stadium tidak cocok untuk FIFA U17 World Cup, perlu ganti rumput
Sempat tertinggal, Bali United berhasil kalahkan Dewa United 3-1, naik klasemen ke posisi ketiga