JAKARTA INSIDER - Di tengah -tengah kemajuan ekonomi yang cepat, Cina melihat kenyataan pahit dari banyak lulusan universitas, terutama mereka yang telah menyelesaikan pelatihan S2.
Terlepas dari ketinggian mereka, banyak dari mereka mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan mereka sesuai dengan pengetahuan dan pendidikan ahli yang telah mereka capai.
Bahkan, beberapa lulusan dipaksa untuk memilih untuk memperkenalkan makanan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari -hari mereka.
Baca Juga: Daftar SMA terfavorit di Jakarta 2025: Menjadi sekolah unggulan untuk Pendidikan berkualitas
Dikutip dari laman Instagram @chineser.id Salah satu alasan utama mengapa lulusan S2 di Cina sulit untuk mendapatkan pekerjaan adalah persaingan yang sangat dekat.
Setiap tahun, ribuan siswa dari universitas besar menciptakan surplus komitmen, yang tidak sebanding dengan jumlah tempat terbuka yang tersedia.
Sektor kerja yang sebelumnya berkembang sekarang menurun, dengan hanya beberapa lowongan yang sesuai dengan latar belakang di balik pembentukan universitas.
Baca Juga: 5 SMA Terbaik di Jakarta: Pilihan tepat untuk masa depan cerah
Banyak perusahaan sekarang lebih suka kandidat dengan keterampilan praktis dan pengalaman profesional langsung daripada semata -mata.
Selanjutnya, perubahan dalam industri Cina juga akan mempengaruhi peluang kerja bagi lulusan S2.
Sementara industri yang berkembang pesat memprioritaskan keterampilan teknis dan praktis, banyak lulusan S2 memiliki lebih banyak pengetahuan teoretis.
Baca Juga: Hari keempat Retret Kepala Daerah: Pemantapan materi Asta Cita untuk pembangunan
Fenomena ini menyebabkan lulusan S2 bersaing di pasar tenaga kerja, di mana keahlian praktis diprioritaskan sebelum teori.
Tekanan ekonomi dan biaya hidup yang tinggi telah menyebabkan banyak lulusan S2 bekerja di luar wilayah studi.