JAKARTA INSIDER - Lebih dari $ 50 miliar dalam rekonstruksi telah direstrukturisasi sejak konflik diantisipasi, menurut laporan terbaru dari organisasi internasional dan kemanusiaan.
Kerusakan serius terhadap serangan udara dan darat yang menghancurkan infrastruktur, rumah, rumah sakit, dan lembaga publik lainnya untuk menjadikan tugas pembangunan kembali ini salah satu tantangan terbesar di wilayah Timur Tengah.
Gaza mencakup upaya untuk memperbaiki dan mengganti bangunan yang hancur, memulihkan daya dan air bersih, dan meningkatkan sistem kesehatan yang rusak.
Baca Juga: Pemerintahan Trump hentikan proyek Tol masuk Kota New York
Dikutip dari kanal YouTube CNN Diharapkan juga bahwa negara -negara donor dan organisasi internasional akan memberikan dukungan keuangan dan teknis untuk mendukung proses rekonstruksi ini.
Namun, proses ini bukan hanya tantangan kritis, tetapi juga tantangan geopolitik yang lebih rumit.
Kondisi politik Gaza yang tidak stabil, dikendalikan oleh ketegangan antara Hamas dan Palestina dan Israel.
Baca Juga: Israel mundur dari Desa-Desa di Lebanon, Tetapi bertahan di lima titik strategis
Masalah keamanan adalah salah satu faktor utama yang dapat memperlambat pemulihan infrastruktur lokal.
Banyak negara donor juga memberikan dukungan langsung yang cermat karena kekhawatiran tentang penggunaan langkah -langkah yang belum transparan atau disalahgunakan oleh kelompok -kelompok ekstremis.
Namun, berbagai partai politik termasuk PBB (PBB), Uni Eropa dan kekuatan besar yang berusaha mengoordinasikan dukungan untuk pemulihan Jalur Gaza.
Baca Juga: Mahasiswa gelar aksi demonstrasi menolak kebijakan efisiensi anggaran
Selain pendanaan, proses rekonstruksi ini juga membutuhkan pendekatan jangka panjang, termasuk upaya diplomatik untuk mencapai kedamaian yang lebih stabil.
Pembangunan Gaza yang berkelanjutan bergantung pada tidak hanya pendanaan dan infrastruktur, tetapi juga pada stabilitas politik dan perdamaian yang dapat menjamin warga negara.