JAKARTA INSIDER - Jakarta kembali menjadi pusat aksi unjuk rasa setelah gelombang demonstrasi menolak revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) semakin meluas.
Ribuan massa, yang terdiri dari aktivis, mahasiswa, dan berbagai elemen masyarakat, turun ke jalan untuk menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap revisi UU yang dinilai dapat membuka celah bagi militerisasi di ranah sipil.
Dikutip dari kanal YouTube CNN Aksi ini berlangsung di beberapa titik strategis ibu kota, termasuk di depan gedung DPR/MPR RI.
Baca Juga: WNI korban Eksploitasi di Myanmar diancam pengambilan organ tubuh
Demonstran membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan agar pemerintah dan parlemen membatalkan revisi tersebut.
Mereka menilai bahwa beberapa pasal dalam revisi UU TNI dapat mengancam demokrasi dan reformasi yang telah berjalan sejak era reformasi 1998.
Menurut para demonstran, revisi tersebut berpotensi memberikan kewenangan lebih besar kepada TNI dalam menangani urusan sipil tanpa pengawasan yang jelas.
Baca Juga: Teknologi Laser: Inovasi baru untuk kendalikan gula darah dan diabetes
Mereka khawatir bahwa aturan ini akan mengembalikan praktik dwifungsi ABRI yang pernah diterapkan di masa Orde Baru, di mana militer memiliki peran ganda dalam bidang pertahanan dan pemerintahan sipil.
Tak hanya di Jakarta, gelombang protes juga terjadi di berbagai kota lain seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung.
Di beberapa daerah, aksi unjuk rasa sempat memanas, meskipun secara umum berlangsung damai.
Baca Juga: Ratusan WNI di Bangkok gelar buka puasa bersama di KBRI
Aparat kepolisian dan TNI turut dikerahkan untuk menjaga ketertiban, sementara perwakilan demonstran mencoba melakukan audiensi dengan anggota dewan untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Menanggapi aksi protes ini, sejumlah anggota DPR menyatakan akan mempertimbangkan masukan dari masyarakat.
