JAKARTA INSIDER - Isu keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat, terutama di kalangan siswa yang menerima makanan dari mitra MBG baru.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memberikan solusi inovatif melalui media sosial.
Dalam konferensi pers di Danantara Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Dadan menjelaskan bahwa penyebab utama keracunan adalah kurangnya pengalaman mitra MBG dalam memasak dalam porsi besar.
Baca Juga: Sederet alasan dan landasan sunnah shalat Witir, 3 surat yang biasa dibaca dan maknanya
"Dari laporan yang kami terima, kebanyakan kasus terjadi di satuan pelayanan yang baru melaksanakan MBG. Yang lama, sudah terbiasa. Masalah ini muncul karena proses memasak dalam porsi besar yang belum mencapai tingkat kematangan yang optimal," jelas Dadan.
Sebagai langkah preventif dan bentuk pertanggungjawaban, Dadan menyarankan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan mitra MBG mulai mengunggah video proses memasak makanan setiap harinya ke platform media sosial seperti Instagram dan Facebook.
"Mulai dari IG dan Facebook, mereka wajib meng-upload apa yang dimasak hari itu, supaya menjadi kontrol bersama. Semua orang bisa mengontrol, semua orang bisa melihat, semua orang bisa membanding," tegasnya.
Baca Juga: Inilah alasan Indonesia mulai puasa sehari lebih awal, berbeda dengan Negara tetangga
Langkah ini dianggap sebagai upaya transparansi dalam pengolahan makanan yang diberikan kepada penerima manfaat. Selain itu, Dadan mengungkapkan bahwa evaluasi dilakukan setiap hari terhadap pelaksanaan program MBG.
"Kami evaluasi setiap hari dan menyarankan bagi yang baru mulai, jangan langsung banyak, tapi harus dimulai dari porsi kecil. Misalnya, jika ingin menyalurkan MBG, kami sarankan mulai dari 100-190 porsi dulu," tambahnya.
Dadan juga menekankan pentingnya pengalaman dalam memasak untuk porsi besar. "Untuk bisa memasak dari 1 sampai 10 porsi menjadi 1.000 sampai 3.000, butuh waktu untuk membiasakan sampai tingkat kematangannya tepat. Hal ini sangat penting agar kualitas makanan tidak menurun dan tidak menyebabkan keracunan," jelasnya.
Dalam data yang dimilikinya, BGN menyatakan bahwa saat ini terdapat 693 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di seluruh Indonesia untuk melaksanakan program MBG.
Lebih lanjut, SDM untuk program ini masih dalam proses pelatihan, di mana 2.000 orang telah aktif dan 30 ribu orang lainnya sedang dalam pelatihan yang dijadwalkan selesai pada akhir Juli 2025, sehingga siap diimplementasikan pada awal Agustus.
Upaya Dadan untuk mengontrol kasus keracunan melalui posting video di media sosial diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan memberikan gambaran nyata tentang proses memasak yang dilakukan oleh mitra MBG.
Artikel Terkait
Kejagung gerebek kediaman Riza Chalid, ada bukti baru korupsi minyak mentah
Kejagung geledah rumah Riza Chalid, usut dugaan korupsi minyak mentah
Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Mulai 1 Maret 2025, Cek Harga Terkini Pertamax
Terjadi di Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur 30 Rumah Hangus Terbakar Gara-gara Petasan, 120 Jiwa Diungsikan
Sempat terlambat umumkan hasil sidang isbat 1 Ramadhan 1446 Hijriah, Kemenag ungkap alasan sebenarnya