Saat ia hendak pergi Malini dan ibunya telah berdiri di depan pintu.
Malini menyodorkan tiket bus ke Pakdandia dan mengejek Imlie karena tak punya tempat di rumah Rathore.
“Kak Malini saat kantor Baskar sedang urgen kau malah sibuk mencarikan ku tiket,” ucap Imlie lalu mengambil tiket tersebut.
Tak disangka Imlie menyobeknya di depan semua orang.
“Ini rumahku, ini mertuaku, Sindoor di kepala ku menandakan aku masih istrinya Aryan, jadi aku tidak akan kemana mana kakak, aku akan melawanmu memperbaiki semuanya,” kata Imlie lalu mendekati mertuanya dan Arvita.
Narmada dan Arvita bahagia mereka berpelukan dan Aryan berteriak.
“Kamu tidak memiliki tempat di rumah ini,” bentak Aryan.
“Cukup, aku yang punya rumah ini aku berhak memberikan izin siapa untuk tinggal di rumah ini Aryan,” bentak Narmada dan Imlie tersenyum seakan mengejek Aryan.
“Oh ya kakak, kau pergi dari rumah ini karena kau bukan anggota keluarga rumah ini,” ucap Imlie.
“Aku adalah partner perusahaan Rathore,” bentuk Malini.
“Kalian bisa menjadi partner di siang hari dan di kantor bukan di sini,” bentak Imlie laku mengajak semua keluarganya masuk.
Imlie menutup pintu dan memandang Malini penuh dengan dendam.