Diungkap psikolog, tidak adanya keterbukaan satu sama lain juga bisa menjadi permasalahan.
“Keterbukaan antara suami dan istri tentang kebutuhan-kebutuhan mereka,” lata Nurchayati, psikolog.
“Dan bagaimana perasaan mereka selama menjalani segala tuntutan dan peranan dalam rumah tangga,” lanjutnya.
“Contoh gini, saat sang istri sudah lelah jalani perannya sebagai ibu rumah tangga, lalu juga harus mengurus suami yang sakit,” tutur Nurchayati.
“Lalu juga harus berusaha mencari pemenuhan kebutuhan ekonomi, dia tidak mengungkapkan itu dan bahkan suaminya tidak mendapat informasi tentang keterbatasan itu, suami tidak memberikan feedback positif atau perhatian, ini pasti akan jadi konflik,” ucap Nurchayati.
Diungkap psikolog, sumber perceraian bukan adanya kekurangan atau permasalahan tersebut, namun karena masing-masing pihak tidak saling berkomunikasi tentang hal tersebut satu sama lain.
Psikolog menambahkan adanya tidak saling terbuka satu sama lain tentang masalah rumah tangga biasanya bisa menjadi penyebab perceraian.
Baca Juga: Akhirnya Ressa Herlambang kembalikan uang Kiki Kanoe Rp17 juta dan sampaikan permintaan maaf
Kemungkinan besar, menurut psikolog lama kelamaan berawal dari ketidakterbukaan bisa jadi pemicu dalam perceraian.***