JAKARTA INSIDER - Jagat media sosial kembali diguncang oleh pengakuan mengejutkan dari sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), yang dulunya tampil di Taman Safari Indonesia.
Kisah mereka bukan sekadar nostalgia masa lalu, melainkan luka mendalam akibat dugaan eksploitasi dan kekerasan yang mereka alami puluhan tahun silam.
Kisah menyayat hati itu terungkap dalam pertemuan resmi antara para korban dengan Wakil Menteri Hak Asasi Manusia, Mugiyanto, yang digelar di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta.
Baca Juga: Tak hanya Maladewa, ini 10 Negara yang melarang pemegang Paspor Israel masuk ke Wilayahnya
Dalam unggahan di akun Instagram resminya @mugiyanto.official (18/4), sang Wamen menegaskan komitmennya untuk mendengarkan langsung suara mereka.
"Saya menerima audiensi dari para korban kekerasan, pelecehan, dan dugaan perbudakan," tulis Mugiyanto dalam keterangannya.
Salah satu kisah paling memilukan datang dari Fifi, perempuan yang semasa kecil hidup dan besar di bawah atap pertunjukan sirkus OCI.
Dalam pengakuannya yang disampaikan dengan suara lirih dan mata berlinang, Fifi mengungkap bahwa ia bahkan tidak tahu siapa orang tuanya hingga ia dewasa.
"Saya nggak tahu siapa ibu saya, karena saya dibesarkan di lingkungan sirkus sejak kecil," ucap Fifi dengan suara terbata.
Baru setelah beranjak dewasa, Fifi akhirnya mengetahui bahwa ibunya adalah Butet, sosok yang juga merupakan korban eksploitasi di sirkus yang sama.
Hubungan darah yang baru ia ketahui itu memperdalam luka batinnya karena selama bertahun-tahun mereka dipisahkan dan diperlakukan tanpa kasih sayang keluarga.
Lebih dari sekadar kehilangan identitas keluarga, Fifi mengaku mengalami penyiksaan yang sangat berat selama bekerja sebagai pemain sirkus.
Di hadapan Mugiyanto, ia mengungkap bahwa dirinya pernah disetrum—tidak hanya di tubuh, tetapi juga di bagian alat vitalnya.