hiburan

Gandeng Bobon Santoso, Dr Richard Lee masak 1000 ayam di BKB Palembang demi balas sakit hati

Rabu, 26 Maret 2025 | 07:30 WIB
Potret dr Richard Lee saat menghubungi Bobon Santoso. (instagram.com/dr.richard_lee)

JAKARTA INSIDER – Merespons polemik video viral Willie Salim yang membuat banyak warga Palembang kecewa, dr. Richard Lee, dokter kecantikan sekaligus influencer ternama asal Palembang, berencana mengadakan acara makan besar di Benteng Kuto Besak (BKB) pada Rabu, 26 Maret 2025.

Acara ini diinisiasi Richard Lee sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Palembang yang merasa dirugikan atas narasi dalam konten Willie Salim.

Dalam video yang sempat viral, 200 kg daging sapi yang akan diolah untuk buka puasa bersama justru habis dalam waktu 15 menit, menimbulkan kesan negatif terhadap warga Palembang.

Baca Juga: Presiden RI Prabowo Subianto puji keberhasilan Timnas Indonesia yang berhasil ungguli Bahrain dengan skor 1-0

Mengumumkan rencananya melalui akun Instagram pribadinya @dr.richard_lee pada Minggu, 23 Maret 2025, Richard menegaskan bahwa acara ini telah mendapat restu dari pemerintah setempat.

"Aku sudah bicara dengan Pak Wali Kota, Pak Kapolres, juga Dinas Pariwisata. Izin sudah dikantongi, tinggal jalankan. Menurutku, semua bisa diminimalisir kalau kita punya pengalaman dan koordinasi matang," jelas Richard.

Tak hanya berkoordinasi dengan pihak berwenang, Richard juga menggandeng Bobon Santoso, kreator konten kuliner sekaligus chef terkenal, untuk berdiskusi soal teknis acara agar insiden serupa tak terulang.

Baca Juga: Indonesia unggul 1-0 vs Bahrain, Romeny berhasil membawa Garuda mengudara!

Dalam video percakapannya, Richard menyampaikan rasa tidak nyamannya atas peristiwa yang menimpa kota kelahirannya.

"Mas Bobon, aku gak nyaman sebagai warga Palembang. Aku mau adakan acara juga, tapi minta arahan, biar makanan gak hilang seperti kemarin," kata Richard.

Bobon pun memberikan saran penting soal strategi menjaga keamanan makanan dalam acara skala besar. Baginya, kunci sukses terletak pada koordinasi tim yang solid dan peletakan makanan di beberapa titik berbeda agar distribusi lebih tertib.

Baca Juga: Bank OCBC pacu transformasi digital, dukung UMKM hingga dorong keuangan inklusif dan berkelanjutan

"Kalau udah melibatkan ratusan orang, itu wajib punya tim yang kompak. Kalau perlu, makanan disebar di beberapa titik biar gak terkonsentrasi di satu tempat," terang Bobon.

Menurut Bobon, kejadian habisnya rendang dalam waktu singkat bukan murni karena antusiasme warga, tapi bisa saja dipicu oleh faktor lain seperti provokasi atau arahan dari oknum tertentu.

"Kalau dari pengalaman aku, warga Indonesia itu punya adab kok. Mungkin ada faktor lain yang menyebabkan kejadian kemarin jadi viral," tambahnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Aura Kasih akui idap OCD akut: Pusing lihat berantakan

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:49 WIB