Lady Nayoan singgung Syahnaz Sadiqah dan Jeje belum minta maaf, Psikolog: Buka aib keluarga bukan hal baik...

JAKARTA INSIDER - Lady Nayoan pasca membongkar skandal dengan perselingkuhan sang suami Rendy Kjaernett dengan Syahnaz Sadiqah, kembali buka-bukaan soal kasus perselingkuhan suaminya, di salah satu podcast.

Lady Nayoan merasa sangat kecewa dengan Rendy Kjaernett, karena sifat Rendy yang kemudian berubah drastis.

Lantas seperti apa Lady Nayoan, mengungkapkan fakta jika Syahnaz Sadiqah maupun Jeje hingga saat ini belum juga meminta maaf kepadanya.

Baca Juga: Ngeri! Ini dia 10 ciri korban yang dijadikan tumbal dari pelaku pesugihan ilmu hitam, waspadalah!

Malah di sini Jeje dinilai oleh Lady Nayoan, sebagai sosok suami yang cuek dengan isu dugaan perselingkuhan istrinya tersebut.

Belum di satu sisi, Inara Rusli  sebagai teman justru salut atas keputusan Lady Nayoan yang berani membongkar dengan perselingkuhan Rendy Kjaernett.

Sempat viral nama Inara Rusli, kini Lady Nayoan tengah viral di berbagai media usai dirinya mengungkap dugaan skandal perselingkuhan Rendy Kjaernett dengan Syahnaz Sadiqah.

Baca Juga: Begini respons KPI saat diminta Netizen boikot Syahnaz Sadiqah dengan Rendy Kjaernett dari layar kaca

Ditengah-tengah rasa penasaran netizen, Lady Nayoan kembali buka-bukaan fakta dugaan perselingkuhan suaminya dengan Syahnaz Sadiqah.

“ Membuka aib keluarga itu sesuatu yang tidak baik, itu hal yang buruk, jadi kalau kita bilang manusia itu harus bisa membedakan baik dan buruk, bagian dari moral,” tutur Psikolog Rose Mini. Sebagaimana dikutip dari youtube intens investigasi, Selasa (27/6/2023).

“Kemampuan manusia membedakan baik buruk ini sebagai satu tindakan yang tidak baik, membongkar ini mungkin tujuannya adalah supaya suaminya jera, salah satunya supaya yang jadi selingkuhannya juga jera,” lanjutnya.

Baca Juga: Fuji didampingi Kuasa Hukum sambangi Polres eks karyawan diduga gelapkan uang Rp 1 Miliar

Padahal menurut Rose Mini, dampaknya lebih dari sekedar jera, kepada dirinya maupun orang-orang sekitarnya memang kemudian akhirnya dapat pekerjaan.

‘Kalau menurut saya sih seharusnya tetap saja dilakukan dengan cara bicara, pada saat seseorang kemampuan untuk komunikasinya dihambat,” tambahnya.

“Lantaran tidak dianggap, diomongin, diacuhkan, kemudian dengan cara lisan verbal, tulisan, dan sebagainya juga tidak, maka dia kehilangan cara untuk bisa berkomunikasi dengan pasangannya, pada saat itu terjadi,” ujarnya.