JAKARTA INSIDER – Kabar collaps-nya presenter Indra Bekti akibat pecah pembuluh darah menyadarkan masyarakat akan ancaman bahaya di balik penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Dikatakan oleh Indi Barenz, sahabatnya, Indra Bekti telah lama mengidap hipertensi dan mengharuskannya untuk rutin mengkonsumsi obat.
Masih terkait penyakit hipertensi, ada kabar tak menyenangkan bagi pengidap penyakit ini. Terlebih bagi Anda yang gemar menyeruput kopi.
Baca Juga: Indra Bekti selamat dari stroke karena masuk fase Golden Time Period, begini penjelasan dokter
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of American Heart Association, menyebutkan bahwa minum dua cangkir kopi sehari disebut meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular bagi mereka yang sebelumnya telah mengidap hipertensi.
"Penelitian kami bertujuan untuk menentukan apakah efek perlindungan kopi yang diketahui juga berlaku untuk individu dengan tingkat hipertensi yang berbeda," jelas peneliti Hiroyasu Iso, MD, PhD, MPH, direktur Institute for Global Health Policy Research, Bureau of International Health Cooperation, National Center for Global Health and Medicine di Tokyo dikutip dari ScienceDirect.com.
Disebutkan, pasien hipertensi dengan tekanan darah 160/100 mm Hg berisiko tinggi meninggal akibat penyakit jantung jika minum dua cangkir kopi sehari.
Baca Juga: Zelenskiy tolak berdamai, warga Yahudi Ukraina memilih hijrah ke Israel
"Ini adalah studi pertama yang menemukan hubungan antara minum 2 atau lebih cangkir kopi setiap hari dan kematian akibat penyakit kardiovaskular di antara orang dengan hipertensi berat,"
Tekanan darah tinggi atau hipertensi membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.
American College of Cardiology mengklasifikasikan hipertensi sebagai pembacaan tekanan darah 130/80 mm Hg atau lebih tinggi.
Baca Juga: Permudah para pelaku UMKM, Pos Indonesia Group dan Lion Air Group luncurkan Ekosistem Direct Trading
Selama hampir 19 tahun masa penelitian, 842 kematian terkait kardiovaskular didokumentasikan dari 6.570 pria dan lebih dari 12.000 wanita, berusia 40 hingga 79 tahun.
Analisis data untuk semua peserta ditemukan tiga hal penting: