Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia di Malaysia, berikut riwayat pendidikannya

photo author
- Selasa, 20 September 2022 | 19:05 WIB
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia pada Minggu 18 September 2022./ Instagram/ @prof.azyumardi
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia pada Minggu 18 September 2022./ Instagram/ @prof.azyumardi

JAKARTA INSIDER - Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia pada hari Minggu, 18 September 2022.

Azyumardi Azra wafat setelah sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit di Selangor, Malaysia.

Azyumardi Azra meninggal dunia pada usia 67 tahun. Ia meninggal dunia setelah dikabarkan sakit Covid-19 selama beberapa waktu terakhir.

Dikutip JAKARTA INSIDER dari kanal Twitter Majelis Ulama Indonesia, pada Minggu 18 September 2022, segenap pimpinan dan pengurus Majelis Ulama Indonesia turut berbelasungkawa atas wafatnya Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, M.Phil, M.A, CBE.

Baca Juga: Nikita Mirzani komentari Najwa Shihab, netizen malah tanya tanggapan Susi Pudjiastuti 

Twitter Majelis Ulama Indonesia juga mendoakan Azyumardi Azra semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya Aamiin.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Prof Azyumardi meninggal dunia. Posisi di Rumah Sakit Serdang," kata Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur Yoshi Iskandar, di Kuala Lumpur, seperti dikutip JAKARTA INSIDER dari Antara, Minggu.

Azyumardi menjadi mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1982.

Azyumardi mendapakan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah,  Universitas Columbia pada tahun 1988.

Baca Juga: Nikita Mirzani kritik Najwa Shihab, netizen: jangan kasih panggung sama artis yang lagi cari pansos

Ketua Dewan Pers ini juga memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Universitas Columbia tahun 1990.

Doctor of Philosophy dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jeki Purwanto

Sumber: Twitter Majelis Ulama Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X