Menurut Rachadian, tindakan ini sudah bisa dilakukan di rumah sakit di Indonesia.
Jadi tidak usah bingung ke luar negeri, ternyata di Indonesua sekarang sudah ada rekonstruksi payudara.
Meskipun upaya rekonstruksi hanya mampu mendekati normal, Rachadian mengatakan kebanyakan pasien yang dia tangani sudah merasa lebih baik secara psikis.
Mereka lebih percaya diri ketika bersosialisasi ataupun lebih nyaman saat berhubungan seksual dengan pasangan.
Baca Juga: Kabar terbaru rumah tangga Norma Risma, kini laporkan mantan suami dan ibu kandungnya
Bentuk, tampilan, dan ukuran payudara bisa direkonstruksi, akan tetapi fungsi menyusui tidak bisa didapatkan mengingat kelenjar payudara telah diangkat saat pasien kanker menjalani operasi mastektomi.
Opsi rekonstruksi payudara masih minim diketahui dan dipilih oleh pasien kanker di Indonesia.
Rachadian mencontohkan pemerintah Amerika Serikat telah mendorong pasien kanker payudara yang hendak menjalani tindakan mastektomi juga perlu untuk berkonsultasi kepada dokter bedah plastik untuk mempertimbangkan opsi rekonstruksi.
Rachadian menekankan bahwa pasien kanker payudara perlu diberikan berbagai opsi rekonstruksi payudara ketika hendak mastektomi, termasuk harus mengetahui kekurangan dan kelebihan dari setiap jenis rekonstruksi.
Di negara-negara maju, pasien bahkan sudah diberikan opsi rekonstruksi sejak awal pengobatan kanker payudara.
Rekonstruksi payudara merupakan kerja sama multidisipliner sehingga harus integrasi dengan dokter bedah onkologi dan spesialis lainnya yang terkait agar hasil maksimal.
Apabila pasien ingin melakukan rekonstruksi payudara, Rachadian mengingatkan pentingnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis yang bersertifikat dan berpengalaman.