Meskipun barang yang diminta mencapai jumlah yang sangat besar, yaitu sebanyak lima ratus kardus, barang yang akan diekspor ke Hongkong sejauh ini masih dalam jumlah yang terbatas.
"Jadi untuk ekspor kerupuk ini agak perdana emang," katanya, dikutip dari YouTube KOMPASTV pada Jumat (27/1/2023).
Baca Juga: Sebelum daftar, yuk kenali program beasiswa apa saja yang dibuka LPDP
Imam menyampapaikan, meskipun permintaan konsumen mencapai 500, saat ini produk yang akan dikirim memang tidak banyak dulu, yakni hanya 20 kardus.
Selain baru uji coba, hal itu karena jumlah warga binaan yang terlibat dalam produksi juga memang masih belum mampu memenuhi permintaan yang sangat banyak.
"Nah, ke depan akan kita perbanyak lagi warga binaan yang mau melaksanakan pekerjaan ini, kita tambah," ujar Imam.
Untuk memenuhi kebutuhan permintaan, selanjutnya petugas Lapas Kelas IIB Blitar akan menambah warga binaan agar bergabung dengan produk kerupuk poli.
Sementara langkah yang diambil oleh petugas untuk mengekspor hasil warga binaannya hingga ke luar negeri yaitu bekerja sama dengan UMKM yang ada.
Sebab, saat ini tidak memungkinkan melakukan ekspor kerupuk poli hinggga ke luar negeri jika ditangani seorang diri.
"Permintaan dari Hongkong akan terpenuhi, karena ini masih gabungan dengan pihak UMKM yang lain. Kalau kita kirim sendiri tidak mungkin," jelas Imam.***