Bila harus dirawat di ruang ICU dimana kadang diperlukan alat bantu nafas (ventilator), atau perlu operasi pelobangan jalan nafas (trakeostomi) sebaiknya keluaga segera menyetujuinya.
Diingatkan Muntasir, khusus bila ada perdarahan otak yang cukup besar (stroke jenis perdarahan), tindakan operasi buka kepala (kraniotomi) oleh dokter bedah saraf mungkin perlu dilakukan.
"Obat obatan yang digunakan tergantung dari kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan," katanya.
Tindakan yang tidak kalah penting adalah rehabilitasi medis, baik secara pasif atau aktif (biasanya setelah semua kedaruratan dilewati), bisa berupa fisioterapi, terapi wicara, okupational terapi dan lainnya.
Selanjutnya adalah tindakan pencegahan sekunder, yaitu mencegah berulangnya stroke (seperti tindakan pencegahan tersebut di depan), serta dengan minum obat obatan yang diperlukan.
Faktor yang sangat berpengaruh dalam suksesnya perbaikan kondisi penderita stroke adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien, keluarga pasien dan terapis.
Menurut Muntasir, stroke adalah gangguan pembuluh darah otak, bisa berupa tersumbat atau pecah yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan otak (infark/kematian jaringan ) atapun pendarahan dalam otak.
Jadi ada 2 jenis utama stroke yaitu :
Stroke Sumbatan (stroke non perdarahan) karena pembulh darah ke otak tersmbat atau menyempit, aliran darah ke otak terganggu/berkurang. Ini berakibat jaringan otak kurang mendapat nutrisi dan Oksigen sehingga mengalami kerusakan atau kematian jaringan.
Stroke Perdarahan karena pembuluh darah di otak pecah, darah menggenangi atau menggumpal dalam otak.***