JAKARTA INSIDER - Pengakuan seorang Ganjar Pranowo membuat Deddy Conbuzer tertawa ngakak saat Ganjar mengakui dan membenarkan bahwa dia memang senang nonton film orang dewasa tersebut. Hal itu ketika diwawancarai Deddy Corbuzier sang Youtuber ini dalam podcastnya.
Pengakuan itupun viral, bahkan bukan rahasia umum lagi kalau akhirnya Ganjar disematkan seorang gubernur hobby nonton blue film (BF)
Namun, ternyata dampak jeleknya bila nonton blue film itu berpengaruh pada kesehatan dan kemungkinan bisa-bisa menjadi kecanduan seperti merokok.
Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG! Live streaming Indonesia vs Thailand SEA Games 2023 gratis langsung klik
Dilansir Jakartainsider dari kanal YouTube Deddy Corbuzier dan TikTok samatoyus
Ganjar mengaku bahwa dia pernah salah mencet, dan salah ngirim pada seseorang. Ketika ditanya, padanya, kenapa bisa seperti itu, lalu jawabannya,
"eh kalau saya nonton film porno itu saya salahnya dimana? Saya orang dewasa. Saya suka koq", kata Ganjar mengaku.
Pengakuan jujur itu, akhirnya menyematkan kepada dirinya bahwa Ganjar seorang gubernur yang suka nonton BF dan tidak jarang itu menjadi bulian netizen kepadanya yang sekarang menjadi calon presiden yang diusung partai besar PDI Perjuangan.
Tapi ternyata, meski untuk orang dewasa bahwa nonton blue film itu tidak bagus untuk kesehatan dan juga kadang berdampak kepada pasangan. Karena tidak sedikit para wanita yang mengetahui pasangannya suka menonton film orang dewasa ini akan berpengaruh kepada hubungan suami istri.
Ini kata dr Boyke Nugraha, SpOg, yang juga lebih dikenal pakar seksologi Indonesia.
Dijelaskan dr Boyke, bahwa dalam tubuh manusia ada namanya otak tengah.
Baca Juga: Kronologi Habib Bahar bin Smith mengaku ditembak orang tak dikenal, meski diduga ada kejanggalan
Yang mana otak kiri lebih kepada logika atau matematika. Sedangkan otak kanan lebih kepada bahasanya, dan ditengah-tengahnya itulah yang disebut otak tengah.
Bagi pecandu blue film, lanjut Boyke, itu akan mengganggu otak tengahnya, sehingga akibatnya logikanya tidak nyambung dengan bahasanya.
"Lalu, lanjut Boyke pengaruhnya lagi adalah, bagi mereka yang hobby seperti ini, mereka tidak bisa membedakan lagi antara khayalan atau kenyataan. Dan ini sangat berbahaya",jelasnya.