JAKARTA INSIDER - Kanker testis memang tergolong sebagai jenis kanker yang langka, tetapi bukan berarti bisa dianggap sepele.
Kanker ini dapat menyerang pria bahkan dari rentang usia produktif 15 hingga 35 tahun.
Data dari Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 menunjukkan bahwa kanker testis secara global mencapai lebih dari 72.040 kasus baru atau kurang dari 1%, dengan tingkat kesembuhan mencapai lebih dari 95% jika dideteksi sejak dini.
Baca Juga: 7 Tokoh Politik Indonesia Lulusan Norwich University, Kampus Militer Tertua di Amerika Serikat
Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, kesadaran terhadap kanker testis masih tergolong rendah.
Hal ini membuat sebagian besar pasien baru datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi sudah lanjut, sehingga tingkat komplikasi dan risiko penyebaran menjadi jauh lebih tinggi.
dr. Syakri Syahrir, Sp.U(K), Spesialis Urologi dari Primaya Hospital Makassar, menegaskan bahwa kanker testis tidak dapat sembuh tanpa penanganan medis.
Penanganan dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
“Bahkan pada stadium awal, kanker testis sering kali tidak menunjukkan gejala. Karena itu, penting bagi pria untuk lebih peduli terhadap perubahan pada organ reproduksi mereka,” jelas dr. Syakri.
Testis, atau buah zakar, adalah organ reproduksi pria yang berfungsi memproduksi sperma dan hormon testosteron.
Baca Juga: 10 Merek Mobil China Terlaris di Indonesia Tahun 2025, Dominasi Pasar Otomotif Lokal!
Organ ini terletak di dalam skrotum dan menjadi lokasi utama timbulnya kanker testis. Kanker ini berkembang ketika sel-sel abnormal tumbuh tidak terkendali di dalam jaringan testis dan dapat membentuk tumor ganas.
Jika tidak ditangani secara tepat, kanker bisa menyebar melalui pembuluh darah atau saluran getah bening menuju paru-paru, tulang, hingga hati.