JAKARTA INSIDER - Situasi tegang terjadi di kereta eksekutif KAI beberapa waktu lalu saat dua penumpang melaporkan kecurian iPad dan laptop mereka.
Menurut salah seorang penumpang yang menjadi korban, "Saya menaruh barang-barang berharga saya di dalam tas yang diletakkan di dekat kaki saya saat saya tertidur. Namun, ketika saya terbangun, barang-barang tersebut telah lenyap entah ke mana."
Pihak korban segera meminta pemeriksaan rekaman CCTV untuk mengidentifikasi pelaku.
Baca Juga: Bukan Whoosh, inilah 20 kandidat nama Kereta Cepat Jakarta Bandung pada tahun 2016
Namun, harapan mereka pupus ketika KAI menyatakan bahwa pemeriksaan CCTV hanya dapat dilakukan saat kereta berhenti.
Di stasiun, mereka membuat laporan resmi namun belum juga bisa memperoleh akses ke rekaman CCTV dikarenakan di luar jam kerja.
Begitu harapan untuk mendapatkan kejelasan semakin menipis, salah satu dari korban, yang diketahui sebagai Goy, mengungkapkan kekesalannya di media sosial.
Baca Juga: Semakin canggih, kini naik kereta api KAI cukup gunakan face recognition boarding gate
Dalam salah satu unggahannya, ia menulis, "Saya mohon kepada pihak KAI untuk mempercepat proses ini. Kenapa CCTV sampai sekarang juga masih belum bisa dibuka? Bukankah tadi sudah memasuki working hours? Bukankah saya juga sudah membuat laporan? Apakah prosesnya harus selama ini?"
Namun, hingga waktu berjalan, belum ada kejelasan mengenai akses CCTV dari pihak KAI.
Goy juga mengecam ketidakefisienan pihak perusahaan dalam menangani masalah tersebut.
Baca Juga: Presiden Jokowi resmikan Whoosh Kereta Cepat Jakarta Bandung
"Sampai sekarang, pihak KAI masih belum bisa memberikan jawaban atau tindakan lebih lanjut mengenai pemeriksaan CCTV," demikian dia menulis dalam unggahan terbarunya.
Setelah tekanan dari publik semakin meningkat, akhirnya pihak KAI menghubungi Goy dan mengonfirmasi bahwa akses ke rekaman CCTV telah berhasil dilakukan.