JAKARTA INSIDER - Ekspor minyak sawit Indonesia diperkirakan akan melonjak pada paruh kedua tahun ini setelah dilakukannya penghentian sementara kebijakan pungutan ekspor.
Namun demikian total ekspor minyak sawit Indonesia masih akan jauh lebih rendah di 2022 diprediksi mencapai, 33,7 juta ton lantaran adanya pembatasan sebelumnya, sepeti dilansir Reuters.
Diungkapkan Ketua Bidang Perdagangan dan Promosi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan, bila pengiriman rendah maka akan membuat stok bertambah menjadi sekitar 5 juta ton pada akhir tahun dari sebelumnya 4,1 juta ton.
“Ekspor akan lebih tinggi di semester II, tapi tidak bisa mengimbangi penurunan ekspor semester I,” kata Fadhil Hasan disela konferensi Globoil di Agra, India, dilansir The Star.
Indonesia telah memberlakukan pembatasan ekspor minyak sawit pada paruh pertama tahun 2022 guna menekan harga minyak goreng sawit.
Namun kebijakan pembatasan tersebut justru meningkatkan stok dengan produsen ke level tertinggi dan beberapa produsen terpaksa berhenti membeli tandan buah segar (TBS) Sawit dari petani.
Produsen Indonesia sekarang berupaya untuk mengosongkan stok mereka setelah pemerintah memperpanjang penggentian sementara pungutan ekspor hingga 31 Oktober.
Fadhil Hasan, menyarankan pemerintah Indonesia bisa menerapkan penghentian pungutan ekspor minyak sawit hingga Desember 2022 guna menurunkan stok lebih lanjut.***
Artikel Terkait
Harga TBS Sawit di Sumut periode 21-27 September 2022, umur 10 -20 tahun naik Rp 0,89/Kg