JAKARTA INSIDER - Sebagai sebuah startup yang tumbuh pesat, BangBeli telah menarik perhatian banyak mahasiswa yang berharap untuk mendapatkan pengalaman magang yang berharga.
Namun, di balik janji manisnya, terkuak kisah-kisah pahit dari para mahasiswa magang yang merasa tertindas dan dianiaya selama berada di lingkungan perusahaan tersebut.
Sejumlah mahasiswa yang ikut program magang melalui kerjasama dengan Kemdikbud mengungkapkan pengalaman mereka yang tak menyenangkan.
Mereka mengeluhkan kurangnya transparansi terkait dana yang terkumpul untuk program magang, yang mencapai angka yang mengkhawatirkan.
Ketika mereka berusaha bertanya lebih lanjut, jawaban yang diberikan oleh CEO BangBeli justru membuat mereka semakin frustasi.
"Kalian ibarat tamu, kami adalah tuan rumah yang menghidangkan makanan rendang. Tidak etis jika kalian bertanya darimana asal dagingnya," ujar CEO dengan perumpamaan yang dianggap tidak relevan dan mengabaikan pertanyaan mereka.
Baca Juga: Film horor legenda Indonesia, KKN di Desa Penari bisa cetak rekor 10 juta penonton
Selain ketidaktransparan tentang dana, mahasiswa magang juga menghadapi ancaman dan tekanan yang mengganggu.
Mereka merasa takut jika melakukan langkah yang dianggap melanggar aturan atau memprotes kondisi yang tak adil, akan berdampak pada kegagalan magang atau bahkan konsekuensi lebih buruk lagi.
Tim media sosial BangBeli juga menjadi sasaran keluhan.
Baca Juga: Harta karun kapal pesiar Titanic yang berharga, kenangan tragis yang terjual dengan harga fantastis
Meskipun telah berusaha keras menciptakan konten dengan sebaik-baiknya, mereka dituduh menggunakan trik manipulatif untuk meningkatkan angka viewers.
Ancaman nilai magang mereka menjadi senjata untuk memaksa kepatuhan, padahal seharusnya mentor seharusnya membimbing dengan sikap yang lebih konstruktif dan penuh dukungan.