JAKARTA INSIDER - Pada 20 Juli 2023, Twitter @ShopeeID membuat sebuah pernyataan yang kontroversial terkait tindakan spam link affiliate marketing di media sosial.
Dalam balasan komentar pada akun Twitter resmi, mereka menyatakan bahwa selama tindakan tersebut tidak melanggar kebijakan dari Shopee, para pengguna diperbolehkan untuk berbagi link produk Affiliates di platform sosial media apa pun.
Pernyataan tersebut dengan cepat menimbulkan reaksi dari netizen, terutama dari akun Twitter @PartaiSocmed.
Akun tersebut meminta kepada pengikutnya untuk melaporkan dan memblokir akun @ShopeeID karena diduga secara terbuka mendukung terciptanya konten spam di media sosial.
Keberadaan spam link affiliate marketing telah lama menjadi masalah yang meresahkan pengguna media sosial, dan pernyataan Shopee memicu polemik di kalangan pengguna.
Beberapa saat kemudian, tweet kontroversial dari @ShopeeID tiba-tiba dihapus tanpa adanya penjelasan lebih lanjut.
Baca Juga: TikTok Shop vs Shopee, sama-sama jualan dengan live streaming, mana yang lebih cepat cuan?
Tindakan ini menimbulkan kebingungan dan pertanyaan dari netizen, termasuk dari akun @PartaiSocmed, yang mempertanyakan alasan di balik penghapusan tersebut.
Perlu dipahami bahwa fenomena spam link affiliate marketing telah menjadi isu yang cukup menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena semakin banyaknya individu atau pihak yang menggunakan strategi ini untuk memperoleh keuntungan dari program afiliasi, tanpa memperhatikan etika dan kebijakan perusahaan.
Dalam affiliate marketing, individu atau pihak yang menjadi afiliasi akan mempromosikan produk atau layanan dari sebuah perusahaan dengan menyebarkan link afiliasi yang mengarahkan pengguna ke situs web atau platform tertentu.
Baca Juga: Ulang tahun Shopee, lift gedung Pakuwon Tower kantor Shopee rusak, orang terjebak di dalam lift
Jika ada pembelian atau tindakan tertentu yang dihasilkan dari link tersebut, afiliasi akan menerima komisi atau imbalan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
Namun, ketika praktik ini tidak dijalankan dengan etika yang baik, akibatnya dapat merugikan pengguna dan merusak pengalaman mereka di media sosial.