JAKARTA INSIDER - Bank Dunia telah menyetujui program dukungan tambahan untuk memperluas upaya Indonesia dalam mengatasi masalah stunting pada anak.
Melalui program ini, diharapkan pelayanan kesehatan dan gizi bagi remaja putri, ibu hamil, dan anak-anak muda dapat ditingkatkan guna mempercepat penurunan stunting pada anak di bawah usia lima tahun.
Stunting, yang disebabkan oleh kurang gizi dan sering terkena infeksi, dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat, kerusakan kognitif, dan kesulitan belajar.
Baca Juga: Bank Indonesia Siap Jalankan Rencana Strategis untuk Redenominasi Rupiah
Bank Dunia menganggap penurunan angka stunting sangat penting agar suatu negara dapat mencapai potensi produktivitasnya secara maksimal.
Melalui upaya yang telah dilakukan, Indonesia berhasil menurunkan angka stunting dari 31,4 persen pada tahun 2018 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022. Target selanjutnya adalah menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Program Fase 2 Investasi Gizi dan Tahun-Tahun Awal Bank Dunia ini akan memperpanjang dan memperluas dukungan Bank Dunia terhadap Program Nasional Pemerintah Indonesia untuk Percepatan Penurunan Stunting.
Baca Juga: Niko Al Hakim diduga plagiasi bisnis Seporsi Mie Kari dengan GoKari.id miliknya di Jogja
Dalam program ini, upaya akan difokuskan pada mempertahankan momentum penurunan angka stunting dan meningkatkan koordinasi di tingkat nasional, regional, dan masyarakat dalam upaya penanganan stunting.
Pendekatan Program for Results (P4R) Bank Dunia akan digunakan dalam implementasi program ini, di mana dukungan keuangan akan diberikan saat pemerintah mencapai hasil program tertentu.
"Dukungan kami terhadap anak-anak sebagai modal manusia yang paling berharga adalah investasi bagi masa depan kita," ujar Amich Alhumami, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia.
"Kesehatan yang baik dan gizi yang memadai adalah dasar bagi kehidupan yang adil dan sejahtera. Oleh karena itu, Indonesia dengan bangga menjadi salah satu negara pertama yang bergabung dalam Proyek Modal Manusia, dan kami tetap berkomitmen untuk menjadi mitra yang aktif."
Program ini mendapatkan dukungan finansial sebesar 600 juta dolar AS dari Bank Dunia melalui International Bank for Reconstruction and Development.